Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gol gelandang AS Roma, Kevin Strootman (27), ke gawang Napoli dalam laga Serie A, Sabtu (4/3/2017), seolah menyelamatkan muka Roma dari kekalahan berselisih dua gol. Namun, bagaimana fakta sesungguhnya?
Penulis: Septian Tambunan
Roma terlambat panas ketika menjamu Napoli sehingga tertinggal 0-2 akibat gol borongan Dries Mertens (menit ke-26 dan 50). Lesakan Strootman (89’) pun tak dapat membantu banyak selain semata mengatasi defisit dua gol.
Rupanya, sepanjang beraksi di Serie A, gol Strootman lebih sering berujung kegagalan menang bagi klub berjulukan I Giallorossi.
Dari total 61 pertandingan, pesepak bola berpaspor Belanda ini telah mengemas delapan gol di kompetisi paling elite Negeri Piza.
Torehan tersebut memang menghiasi kemenangan Roma atas Parma (3-1; 16 September 2013), Livorno (3-0; 18 Januari 2014), dan Lazio (2-0; 4 Desember 2016).
Baca Juga: 'Mesti Ada Pelari Indonesia yang Berlari 100 Meter dengan Angka 9 Detik'
Akan tetapi, gol Strootman sekaligus menjadi saksi kegagalan Serigala Ibu Kota menaklukkan Torino (1-1; 3 November 2013), Atalanta (1-1; 1 Desember 2013), AC Milan (2-2; 16 Desember 2013), Cagliari (2-2; 28 Agustus 2016), dan Napoli (1-2; 4 Maret 2017).
Artinya, 62,5 persen gol Strootman terjadi saat Roma gagal mencapai kemenangan. Agak unik memang, tapi Strootman memang baiknya fokus pada hal lain selain bikin gol.
Lalu, apa yang seharusnya dia lakukan? Strootman harus lebih rajin menerjang lawan karena saat ini dia merupakan raja tekel Roma di Serie A dengan rata-rata 2,8 tekel sukses per partai!