Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Puluhan klub sepak bola dari berbagai kasta mendiami London, Ibu Kota Inggris. Namun, Chelsea seolah menjadi pemiliknya. Dalam pergelaran London Football Awards 2017 yang diadakan pada akhir pekan lalu, dua gelar prestisius diraih oleh The Blues.
Penulis: Dedi Rinaldi
Gelar prestisius pertama ialah “Premier League Player of the Year” alias pemain terbaik di Kota London yang diraih oleh gelandang Chelsea N’Golo Kante.
Sementara itu, gelar kedua ialah “Manager of the Year” yang disabet oleh Manajer The Blues, Antonio Conte.
Euforia kegembiraan melingkupi kubu Chelsea. Pasalnya, performa yang mantap sepanjang musim 2016-2017 menjadi acuan bagi para juri independen.
Juri terdiri atas para petinggi klub sepak bola, para penggiat amal, pebisnis, media olahraga, serta legenda sepak bola London sebagai penentu pilihan.
Apalagi, pada tahun sebelumnya, yaitu pada 2016, tak satu pun insan sepak bola Chelsea yang muncul sebagai pemenang.
“Kami sangat senang dengan pencapaian ini karena tidak mudah mendapat simpati dari pelaku sepak bola di kota sebesar London,” kata Conte.
Baca Juga:
Conte meraih penghargaan tersebut dengan menyingkirkan nomine lainnya, seperti Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur) yang juga pemenang 2016, Neil Harris (Millwall), Neal Ardley (Wimbledon), serta Manajer Fulham, Slavisa Jokanovic.
Penghargaan sebagai manajer terbaik klub Kota London memang dinilai layak didapatkan Conte dengan melihat kinerjanya pada musim ini.
Manajer asal Italia ini merupakan kunci kesuksesan The Blues memuncaki klasemen dan berpotensi menjadi juara Premier League 2016-2017.
Sentuhan jenius Conte sangat terasa dengan memutuskan memakai formasi 3-4-3, yang mulai digunakannya sejak kekalahan di kancah Premier League oleh Arsenal pada September 2016.
Sejak itu, The Blues sempat mencatatkan 13 kemenangan beruntun, terpanjang dalam sejarah Premier League.
“Kami sudah berada di jalur yang benar. Kini tinggal bagaimana menjaga momentum positif ini untuk menjadi juara Premier League musim ini,” tutur Conte.
Luar Biasa
Gelar Pemain Terbaik yang disabet Kante disebut semakin mengangkat pamor Chelsea sebagai penguasa London.
Gelandang asal Prancis ini terpilih dengan menyingkirkan Alexis Sanchez (Arsenal), Dele Alli dan Danny Rose (Tottenham Hotspur), serta rekan setim di Chelsea yaitu Diego Costa.
Bagi pengamat sepak bola di London, penghargaan tersebut sebagai pertanda betapa luar biasanya perjalanan karier Kante dalam 18 bulan terakhir. Pada musim lalu, ia menjuarai Premier League bersama Leicester City.
Kini, pemain berusia 25 tahun ini berpeluang berpeluang besar mengulanginya bersama Chelsea.
“Jika Chelsea menjadi juara Premier League musim ini, maka fakta tersebut benar-benar akan menjadi catatan sejarah yang besar pada karier Kante,” ucap bek Chelsea, John Terry.
Kante datang ke Inggris pada 2015 ketika digaet mantan Manajer Leicester, Claudio Ranieri, dari Caen. Permainan penuh determinasi dan tekel-tekelnya menjadi kunci permainan di lini tengah Leicester.
Kante mencatatkan statsitik apik dengan tekel dan intersep terbanyak dibandingkan gelandang lainnya. Tak heran jika Chelsea rela menggaetnya dengan harga tinggi senilai 32 juta pounds pada musim panas 2016.
Keputusan tersebut terbukti tak sia-sia karena Kante kembali menjadi pemain yang berpengaruh dalam mencuatkan Chelsea sebagai tim yang kokoh di puncak klasemen.
Kekuatan fisik Kante membuat ia tercatat baru satu kali absen pada musim ini. Kabarnya, Kante sudah dicanangkan sebagai salah satu kandidat kuat pemenang penghargaan PFA Player of the Year di akhir musim nanti.
Meski begitu, Tottenham sebagai tetangga Chelsea tidak perlu merasa malu karena tertolong dengan terpilihnya Dele Alli untuk kedua kali secara beruntun sebagai “Young Player of the Year U-23” serta kiper Hugo Lloris sebagai “London Goalkeeper of the Year”.