Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Kamu yang bernomor 26 di lapangan tadi, ya?” Begitu tanya seorang agen pemain yang dibalas anggukan si pemain. “Kamu luar biasa. Saya suka melihat permainanmu. Berlari cepat dan terus bergerak. Pertahankan dan tingkatkan terus,” kata sang agen.
Penulis: Gonang Susatyo
Peristiwa di atas terjadi selepas pertandingan antara Persipura kontra PSS Sleman yang merupakan partai pembuka Piala Presiden 2017.
Pemain yang dimaksud sang agen adalah Osvaldo Ardiles Haay, bintang muda milik Tim Mutiara Hitam.
Berhasil promosi ke tim senior Persipura di turnamen TSC tahun lalu, kilau pemain yang biasa dipanggil Valdo ini diyakini bakal semakin terang di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga:
Di usia belia 18 tahun, ia sudah mulai menjadi tulang punggung Persipura. Ia disebut-sebut sebagai penerus Boaz Solossa.
"Mungkin agak berlebihan menyebut saya sebagai pengganti kakak Boaz. Tetapi, saya memang ingin seperti dia. Tentu saja hal ini tidak gampang dan butuh waktu yang lama," ujarnya kepada Tabloid BOLA.
Valdo boleh merendah. Hanya, pemain sekaliber Ricardo Salampessy pun mengakui potensi anak muda tersebut sebagai calon ikon baru Persipura dan sepak bola Papua.
"Tentu sangat sulit menggantikan Boaz. Namun, di antara semua pemain saat ini, yang paling mungkin menggantikannya sebagai ikon adalah Osvaldo," ujar Ricardo beberapa waktu lalu.
Luar Negeri
Bukan tanpa alasan bila Valdo disebut-sebut sebagai pengganti Boaz. Talentanya memang mengesankan.
Ia punya kecepatan saat menyisir lebar lapangan dan melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan. Menghentikannya pun tak mudah karena pemain ini sering berpindah posisi.
Bakat Valdo ditemukan pelatih Persipura U-21, Claudio Barcelos de Jesus.
Saat itu, Valdo, yang masih berusia 17 tahun, tengah bermain di tarikan kampung (tarkam).
“Tarkam di Papua menjadi tempat menyalurkan hobi bermain bola. Pertandingan di tarkam selalu meriah. Saat bermain tarkam, saya tidak tahu kalau dilihat pelatih Claudio. Tentu saya senang bisa masuk tim Persipura U-21,” katanya.
Dengan talenta yang dimilikinya, Valdo tak butuh waktu lama untuk masuk skuat senior Persipura.
Apalagi, pelatih Persipura memberinya kesempatan bermain. Baik saat tim ditangani Jafri Sastra maupun Angel Alfredo Vera, arsitek tim Persipura sekarang.
Performa mengesankan di Persipura mengantarkan Valdo untuk memenuhi panggilan pelatih Indonesia U-19, Eduard Tjong.
Saat itu, timnas dipersiapkan tampil di Piala AFF U-19 2016.
Hanya, Valdo tak bisa dilepas Persipura karena skuat yang terbatas menyusul beberapa pemain yang cedera.
“Tentu mengecewakan tidak bisa bermain untuk timnas. Tetapi, saat itu klub sedang butuh pemain karena banyak yang cedera. Meski demikian, saya tetap ingin masuk timnas,” ucap Valdo, yang saat ini mengikuti seleksi Indonesia U-22.
Karier gemilang di sepak bola tak membuat Valdo lupa diri.
Apalagi, karier pesepak bola tidak lama sehingga Valdo tidak meninggalkan pendidikan formal dengan melanjutkan kuliah di Universitas Cendrawasih. Dirinya mengambil jurusan ekonomi manajemen.
“Masa bermain sepak bola tidak panjang. Setelah pensiun pun tidak semuanya menjadi pelatih. Semua pemain Persipura didorong untuk kuliah. Dengan begitu, setidaknya nanti saya bisa berkarier di bidang lain,” katanya.
“Hanya, tak mudah membagi waktu kuliah dan sepak bola,” kata pemain berdarah Papua-Jawa yang ingin bermain di luar Papua ini.
"Bila tidak bertanding atau berlatih dan kebetulan berada di Jayapura, saya selalu ke kampus untuk mengikuti perkuliahan. Namun, kampus bisa memahami bila saya terpaksa meninggalkan kuliah karena sepak bola," ucapnya.
Dia punya keinginan memperkuat klub-klub besar di Liga 1 selain Persipura. Tidak menutup kemungkinan bila dirinya mendapatkan kesempatan bermain di luar negeri.
“Saya ingin menambah pengalaman dengan bermain di luar Papua. Tetapi, saat ini saya fokus di Persipura. Target musim ini tentu ingin membawa tim menjadi juara liga. Kami sudah melakukannya di ISC A dan kami ingin melanjutkannya di liga,” ucap Valdo.