Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Susy Susanti: Tunggal Putri Indonesia Alami Peningkatan

By Nugyasa Laksamana - Kamis, 2 Maret 2017 | 21:49 WIB
Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti, berpose di GOR PB Jaya Raya, Tangerang Selatan, 17 Desember 2016. (ERLY BAHTIAR/BOLA/JUARA.NET)

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Susy Susanti menilai sektor tunggal putri nasional mulai mengalami peningkatan.

Hal itu dinyatakan Susy saat berbincang-bincang dengan JUARA di hall bulu tangkis pelatnas di Cipayung, Jakarta, Kamis (2/3/2017) pagi.

"Dilihat dari kualitas dan prestasi, tunggal putri mulai ada peningkatan. Pada awal tahun ini, tunggal putri cukup banyak membuat gebrakan," kata Susy yang notabene adalah pemain tunggal putri Indonesia era 1990-an.

Susy kemudian menyebut nama Gregoria Mariska, Hanna Ramadini, dan Fitriani yang dinilai tampil apik meski usia mereka masih muda.

Pada kejuaraan Syed Modi International Badminton 2017 di India (24-29 Januari), Gregoria meraih posisi runner-up, sedangkan Hanna dan Fitriani terhenti pada babak semifinal.

Pujian juga dilontarkan Susy kepada tunggal putri Indonesia saat mereka berkiprah pada Kejuaraan Asia Beregu 2017 di Vietnam (14-19 Februari).

Dalam ajang itu, melalui Hanna dan Gregoria, sektor tunggal putri Indonesia tak pernah absen menyumbangkan angka.

"Secara prestasi, tunggal putri memang belum meraih yang tertinggi. Namun, dengan penampilan mereka saat ini, berarti sudah ada peningkatan," tutur Susy.

"Saya rasa masyarakat juga bisa melihat. Tunggal putri saat ini punya fighting spirit yang bagus. Kepercayaan diri dan cara mainnya juga baik. Ke depannya kami harap mereka punya target," ucap dia.


Pelatih tunggal putri nasional, Minarti Timur (duduk menghadap lapangan), sedang memberikan nasihat kepada para pemainnya di hall bulu tangkis pelatnas, Cipayung, Jakarta, Kamis (2/3/2017).(NUGYASA LAKSAMANA/JUARA.NET)

Pada kesempatan itu, Susy turut membahas sejumlah faktor yang membuat prestasi tunggal putri Indonesia melempem pada beberapa tahun terakhir.

Baca Juga:

Salah satunya karena sistem pelatihan. Susy menilai setiap pemain punya karakteristik yang berbeda, sehingga porsi latihan tak bisa dipukul rata.

Selain itu, kesuksesan juga ditentukan oleh komitmen sang atlet. Jika tidak menjaga kedisiplinan, tentu akan sulit untuk menggapai prestasi.

"Mereka masih muda, masih dalam tahap belajar. Ada hal-hal kecil yang perlu diperhatikan. Intinya harus fokus terhadap tujuan dan target dia sebagai pemain profesional," kata Susy.

Dalam waktu dekat ini, dua pemain tunggal putri pelatnas, Fitriani dan Dinar Dyah Ayustine, akan mewakili Indonesia pada ajang All England 2017.

Turnamen dengan total hadiah 600 ribu dollar AS (sekitar Rp 8 miliar) itu akan diselenggarakan di Barclaycard Arena, Birmingham, pada 7-12 Maret mendatang.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P