Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jadi Tumpuan pada All England, Debby Susanto Tidak Merasa Terbebani

By Delia Mustikasari - Kamis, 2 Maret 2017 | 19:04 WIB
Pebulu tangkis ganda campuran nasional, Debby Susanto, berpose seusai menjalani latihan di hall bulu tangkis, Cipayung, Jakarta, Kamis (2/3/2017). (DELIA MUSTIKASARI/JUARA.NET)

Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Debby Susanto, mengakui bahwa dia tidak merasa terbebani menjadi tumpuan pada All England 2017, 7-12 Maret.

"Saya tidak merasa terbebani menjadi tumpuan pada All England tahun ini. Justru, saya merasa lebih bertanggung jawab karena dianggap mampu oleh pelatih," kata Debby kepada JUARA di hall pelatnas, Cipayung, Jakarta, Kamis (2/3/2017).

Tahun lalu, Debby bersama Praveen Jordan berhasil mengukir gelar juara All England setelah menaklukkan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark) dengan 21-12, 21-17 pada laga puncak.

Keberhasilan tersebut membuat pelatih kepala ganda campuran nasional, Richard Mainaky, menargetkan kembali gelar juara bagi mereka pada All England 2017.

"Karena itu, saya dan Jordan langsung dipersiapkan ke All England. Kami sudah mempersiapkan diri selama dua bulan. Bagi saya itu sudah lebih dari cukup. Kini saya fokus menjaga kondisi tubuh," tutur Debby.

Praveen/Debby akan memulai perjuangan pada turnamen yang digelar di Barclaycard Arena, Birmingham ini dengan menghadapi Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), pada babak pertama.

Kedua pasangan belum pernah bertemu sebelumnya. Praveen/Debby yang menempati posisi unggulan keempat lebih diunggulkan daripada Watanabe/Higashino.

Baca Juga:

"Kami belum pernah bertemu sebelumnya. Namun, saya sudah pernah melihat rekam jejak penampilan mereka. Meskipun pasangan baru, mereka sudah pernah mengalahkan pemain top dunia. Jadi, mereka tidak bisa dianggap remeh," aku Debby.

Watanabe/Higashino menjadi penentu kemenangan Jepang atas Indonesia untuk melangkah ke babak semifinal Kejuaraan Beregu Asia 2017 yang berlangsung 14-19 Februari.

Kala itu, Watanabe/Higashino yang tampil pada partai kelima berhasil mengalahkan  Edi Subaktiar/Annisa Saufika dengan 21-16, 21-17.

Negeri Matahari Terbit menuntaskan kiprah pada kejuaraan tersebut dengan keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan Korea Selatan 3-2.

Menurut Debby, selepas Olimpiade Rio 2016, peta persaingan ganda campuran dunia tidak banyak berubah.

"Kekuatan ganda campuran setiap negara sudah merata dan semua harus diwaspadai," ujar Debby.

Selain Praveen/Debby, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), mengirim empat pasang ganda campuran lainnya.

Mereka adalah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Hafiz Faizal/Shela Devi Aulia, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, dan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P