Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat ini Allegri berpeluang membuat Juventus mengukir sejarah baru: menjadi tim Italia pertama yang mengawinkan gelar juara Serie A dan Coppa Italia tiga kali berturut-turut.
Allegri juga masih bisa mengejar treble winner: juara Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions. Jadi, siapa yang dipilih Juventus?
Kalau melihat rangkaian kejadian pekan lalu, kelihatannya Si Nyonya Tua lebih mengarah ke Allegri.
Tadinya Juventus berencana menghukum kedua belah pihak dengan menjatuhkan denda. Tapi, keputusan diubah setelah Allegri mengancam akan mengundurkan diri jika Bonucci tidak ditindak.
“Saya atau dia,” ancam Allegri seperti diklaim La Gazzetta.
Jadilah Bonucci dihukum tak bermain melawan Porto. Dia juga meminta maaf pada Allegri, atas perintah klub, lima hari setelah bentrokan terjadi.
Pilihan terhadap Allegri mungkin bisa dimengerti jika melihat perbandingan tingkat kesuksesan kedua sosok ini. Rasio kemenangan Allegri selama di Juventus lebih tinggi daripada Bonucci.
Perhitungan finansial juga mengarah ke Allegri. Gaji Allegri (5 juta euro semusim) memang lebih tinggi dari Bonucci (3,5).
Tapi, jika Juventus melepas Allegri ke klub lain, kompensasi yang akan mereka dapatkan tidak setinggi jika Bonucci yang dijual.
Sang bek masih terikat kontrak hingga 2021 dengan nilai pasar sekarang diperkirakan 40 juta euro. Juve masih bisa memaksa klub-klub peminat Bonucci membayar minimal 50 juta.
Lagi pula dengan usia pada Mei nanti sudah menginjak 30 tahun, mungkin musim panas nanti adalah waktu yang tepat untuk menjual Bonucci.
Sementara Allegri, dalam umur 49 tahun, justru sedang memasuki masa puncaknya sebagai seorang pelatih.