Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Eksperimen Milla di Posisi Langka pada Seleksi Timnas U-22 Tahap Kedua

By Rabu, 1 Maret 2017 | 10:32 WIB
Pemain muda Persipura, Osvaldo Haay, mendapatkan kepercayaan pelatih Osvaldo Lessa di Piala Bhayangkara, Maret 2016. (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Sebanyak 26 pemain dipanggil PSSI untuk mengikuti seleksi tahap kedua Indonesia U-22. Sebanyak 15 di antaranya merupakan nama yang juga ikut pada tahap pertama.

Penulis: Andrew Sihombing

Semua pemain yang dipanggil ke seleksi pada 28 Februari-2 Maret 2017 ini berasal dari klub yang tidak lolos ke semifinal Piala Presiden 2017. Pelatih Luis Milla punya alasan sendiri soal hal ini.

"Nama-nama pemain ini adalah pilihan saya. Untuk pemain yang timnya lolos ke semifinal Piala Presiden, saya belum panggil karena ingin mereka mendapatkan pengalaman bagus dengan bermain di turnamen tersebut," katanya.

Lewat situs resminya, PSSI sebelumnya menyebut pemain yang dipanggil ke seleksi tahap kedua terdiri dari pemain baru atau mereka yang dinyatakan lolos seleksi tahap pertama.

"Yang tidak dipanggil lagi ke seleksi tahap kedua bukan berarti tidak lolos. Intinya, pelatih sudah tahu kualitas mereka. Milla hanya ingin memberikan kesempatan buat pemain lain. Yang jelas, semua tetap berpeluang masuk skuat final," kata Bandung Saputra, staf media PSSI.

Persaingan

Tentu sah-sah saja bila Milla ingin memperkaya opsi yang dimilikinya. Itulah alasan eks komandan Spanyol U-21 ini misalnya memanggil tiga kiper baru lagi ke seleksi timnas, yakni M Dicky Indrayana (Bali United), Satria Tama (Persegres), dan Ravi Murdianto (PS TNI).

Padahal, dua kiper yang dipanggil ke seleksi tahap pertama tapi tidak ikut di sesi kedua, yakni M Riyandi (Barito) serta Rully Desrian (Bhayangkara FC), bukan berasal dari klub semifinalis Piala Presiden.

Sistem seperti ini setidaknya bisa membuat tidak ada pemain yang merasa posisinya sudah aman di timnas. Bahkan pemain yang ikut di kedua tahapan seleksi juga kudu bisa menjaga performa.