Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Akhir pekan kemarin, pebalap muda Indonesia, Presley Martono, hadir di Sirkuit Karting Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Juara Formula 4 South East Asia (SEA) 2016/2017 tersebut tidak turun balapan. Presley hadir untuk mendampingi sang ayah, Perry Martono.
Tim gokart milik Perry, Djakarta Theater Racing Team atau DT Racing, ambil bagian pada balapan EShark ROK Cup Asia.
DT Racing menurunkan enam pebalap pada seri ini dan semuanya berasal dari Singapura. Dua pebalap di antaranya turun pada nomor master.
"Balapan gokart tidak mudah karena lebih sering terjadi senggolan, dan mobilnya juga lebih sulit dikendalikan," kata Perry saat ditemui JUARA.net, Sabtu (25/2/2017).
"Sebagian besar pebalap Formula 1 mengawali karier dari balapan gokart. Balapan gokart bisa jadi bekal bagus sebelum turun pada balapan Formula," ujar Perry lagi.
Presley juga mengakui bahwa pengalaman membalap di gokart sangat membantunya menjalani balapan Formula yang kini ditekuninya.
Dalam beberapa kesempatan, para pebalap DT Racing bertanya kepada Presley seputar strategi balapan di Sirkuit Sentul.
Presley dengan tangkas memberikan masukan bagaimana cara mendapatkan hasil maksimal saat menjelajahi lintasan di Sirkuit Sentul.
Salah satu pebalap DT Racing, Alex Huang, juga didampingi pelatih khusus yakni Terry Fullerton (Inggris). Di dunia balap gokart, nama Fullerton memang populer.
Fullerton merupakan juara dunia gokart pada 1973. Dia merupakan rekan sekaligus rival legenda balap asal Brasil, Ayrton Senna.
Baca Juga:
Fullerton juga mengikuti kiprah Presley saat turun balapan gokart di Eropa, CIK FIA European Championship, sebelum ikut Formula 4.
"Dia pebalap yang berbakat," kata Fullerton tentang Presley. "Terkadang, dia kehilangan kesabaran dan keras kepala. Dia harus bisa mengontrol itu."
"Jika dia beruntung, bisa membuat pilihan yang benar, dan ada modal, saya yakin dia punya masa depan yang bagus," ujar Fullerton lagi.
Musim ini, Presley rencananya akan turun pada salah satu balapan di Eropa sebagai salah satu pijakan untuk mewujudkan mimpi beraksi pada Formula 1.