Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Semen Padang Masih Sakti di Stadion Manahan

By Yosrizal - Senin, 27 Februari 2017 | 15:35 WIB
Kegembiraan pemain, tim pelatih, dan ofisial Semen Padang seusai mengalahkan Bhayangkara FC 1-0 dalam laga perempat final Piala Presiden 2017 di Stadion Manahan, Solo, pada Minggu (26/2/2017) malam. (YOSRIZAL/JUARA.NET)

Pada 2010, Semen Padang promosi ke Indonesia Super League (ISL) musim 2011 dari Stadion Manahan, Solo. Sekitar enam tahun kemudian, semifinal Piala Presiden 2017 juga ditembus pasukan Kabau Sirah dari arena yang sama pada Minggu (26/2/2017) malam.  

Semen Padang pun seperti tak sia-sia datang lebih dulu ke Solo. Stadion Manahan pun kembali bersahabat dengan tim kebanggaan Urang Awak dan mengulang memori sukses 2010.

Gol tunggal Muhammad Vendry Mofu tercipa pada menit-menit akhir pertandingan saat Semen Padang melawan Bhayangkara FC.

Gol itu membuat skuat Kabau Sirah membuka asa juara di Piala Presiden 2017, walau masih ada dua partai semifinal untuk ke final.

“Tidak kecolongan di babak pertama, saya yakin ada harapan untuk mengubah situasi."

Pelatih Semen Padang, Nilmaizar.

"Ini kemenangan yang luar biasa. Berbeda sekali dengan kemenangan pada penyisihan di Madura pekan lalu. Karena. ini merupakan partai hidup mati. Kalah berarti terhenti dan kami tak menginginkan itu,” kata pelatih Semen Padang, Nilmaizar.

Pelatih asal Payakumbuh itu menilai, kunci kemenangan itu ada di babak pertama. Kalau saja di 45 menit awal lawan sempat membuat gol, maka sulit bagi timnya untuk bangkit.

Sebab, Nil menilai semangat muda para pemain Bhayangkara FC akan semakin sulit dikendalikan.

Selepas jeda, Nil mulai memainkan kartu trufnya. Tiga pemain muda yang berjuang habis-habisan di babak pertama ditarik dan diganti pilar senior pada tiga posisi.

Baca juga:

Gelandang serang Kevin Ivander diganti seniornya Rudi, gelandang serang Adi Nugroho diganti winger agresif Riko Simanjuntak, dan striker Syamsyul Bahri digantikan pemain sayap Irsyad Maulana.