Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer Southampton, Claude Puel (55), mengaku masih memiliki cara untuk meredam ketajaman striker Manchester United, Zlatan Ibrahimovic, walaupun kondisi pertahanan timnya saat ini tengah compang camping.
Southampton akan menghadapi Man United pada final Piala Liga Inggris di Stadion Wembley, Minggu (26/2/2017). Terpaku di posisi ke-13 hingga pekan ke-26 membuat gelar juara Piala Liga bisa mengantarkan Southampton ke Liga Europa.
Namun, Southampton tengah mengalami krisis di lini pertahanan. Hengkangnya Jose Fonte ke West Ham United dan cederanya Virgil van Dijk membuat pertahanan Soton rapuh.
Sebagai gantinya, Southampton hanya mendatangkan Martin Caceres secara bebas transfer dan memanggil bek muda berusia 23 tahun, Jack Stephens, dari tim cadangan.
Meski demikian, keberadaan pemain terakhir yang disebut tadi justru menjadi salah satu hal yang membuat Puel yakin bisa membantu tim mematikan pergerakan Ibrahimovic. Walaupun, manajer asal Prancis itu belum tahu akan memainkan Stephens sejak menit pertama atau tidak.
"Kita akan lihat apakah Jack akan tampil sebagai starter pada pertandingan ini, tetapi saya sangat yakin dengan para pemain dan skuat. Pada pemusatan latihan di Spanyol, ada perhatian besar dari Jack dan semua pemain muda," tutur Puel kepada Sky Sports.
"Semua pemain bisa bermain di tim saya untuk menghdapi Ibrahimovic. Sekarang, mereka sudah paham tentang dia (Ibrahimovic). Kami akan memberikan jawaban terbaik di lapangan," ucapnya.
Baca Juga:
Dengan minimnya pengalaman Stephens yang baru lima kali tampil di Premier League akan sangat berisiko bagi Puel untuk menghadapi Ibrahimovic. Jika kondisi fisik Caceres sudah membaik, peluangnya tampil pada laga tersebut sangat besar.
Puel mengaku sudah memahami gaya bermain Ibrahimovic selama sang pemain berkarier di Prancis. Ia pun mengakui bahwa akan sangat sulit untuk menghentikan pemain asal Swedia itu.
"Saya sangat mengenal Ibrahimovic dengan baik di Ligue 1, jadi dia tidak akan membuat saya terkejut. Di Prancis, dia adalah seorang pemain fantastis, tetapi semua orang akan mengatakan 'Oke, itu adalah Ligue 1 dan bukan Premier League'," kata Puel.
"Kini, dia telah datang ke sini dan pada usia 35 tahun ia masih bisa melakukan pekerjaan fantastis. Dia sangat mematikan, efisien, dan memberikan peluang yang bagus untuk tim. Dia juga sangat berkarakter," ujarnya.