Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penyerang Leicester City, Jamie Vardy, angkat bicara soal pemecatan manajer Claudio Ranieri. Dia menolak anggapan bahwa didepaknya Ranieri karena kesalahan para pemain The Foxes.
Ranieri dicopot dari jabatannya hanya sembilan bulan setelah membawa Vardy dkk menjuarai Premier League musim 2015-2016 yang merupakan gelar perdana klub asal East Midlands, Inggris, tersebut.
Keputusan ini diambil menyusul anjloknya prestasi Leicester. Mereka terpuruk di liga domestik, tersingkir di Piala FA, dan teranyar kalah di kandang Sevilla pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions (22/2/2017).
Vardy mengungkapkan pendapatnya lewat foto Ranieri yang dia unggah di Instagram. Dia membantah berkontribusi dalam pemecatan Ranieri.
"Saya selalu menghormati Claudio. Spekulasi bahwa saya terlibat dalam pemecatannya tidak benar dan sangat menyakitkan," tulisnya.
"Leicester salah karena tidak mencapai target yang seharusnya dan akan melakukan yang terbaik untuk memperbaiki situasi yang ada," kata Vardy.
A post shared by Jamie Vardy (@vardy7) on
Bak sejalan dengan performa Leicester yang menurun, Vardy juga seolah kehilangan produktivitas di depan gawang lawan.
Dia menjadi salah satu bagian penting saat Leicester juara musim lalu dengan 24 gol di Premier League.
Namun, memasuki musim 2016-2017, sinar Vardy redup dengan hanya mencetak lima gol dari 20 kali tampil di Premier League.
Terakhir, dia menyumbang gol ketika Leicester kalah 1-2 dari Sevilla.
Meski sudah tidak lagi bekerja dengan Ranieri, Vardy tetap berterima kasih kepada eks pelatih Chelsea tersebut.
"Ranieri memercayai saya dan saya berterima kasih untuk itu. Saya berharap yang terbaik untuknya. Terima kasih Claudio untuk segalanya," tutur Vardy.
Sepeninggal Ranieri, Leicester ditangani oleh caretaker Craig Shakespeare. Saat ini, Leicester untuk sementara berada di posisi tiga terbawah alias zona degradasi klasemen sementara Premier League.
Hal ini tak lepas dari kemenangan Crystal Palace pada pertandingan pekan ke-26, Sabtu (25/2/2017).
Leicester akan tetap berada di zona merah andai tidak bisa menang atas Liverpool FC pada Senin (27/2/2017). Sepanjang sejarah Premier League, inilah kali kedua klub juara bertahan berada di zona merah.