Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Swansea pulang tanpa poin dari kandang Chelsea di Stamford Bridge, Sabtu (26/2/2017). Pelatih Swansea, Paul Clement, pun menyayangkan keputusan wasit yang menurutnya mematikan kesempatan Fernando Llorente dkk memperkecil kekalahan.
Swansea kalah karena gol-gol dari Cesc Fabregas (19'), Pedro (72'), dan Diego Costa (84'). The Swans, julukan Swansea, hanya bisa membalas lewat gol Fernando Llorente pada menit ke-45.
Sebuah insiden kecil sempat mewarnai laga tersebut, tepatnya pada menit ke-69.
Tembakan Gylfi Sigurdsson sempat mengenai lengan Cesar Azpilicueta. Wasit Neil Swarbrick tidak menganggap hal tersebut sebagai pelanggaran dan memberi isyarat agar pertandingan tetap berjalan.
Clement menyayangkan kebijakan Swarbrick tersebut.
"Kami punya alasan kuat meminta penalti dan saat itu kedudukan sama kuat 1-1. Saya melihat cara Azpilicueta menghalau bola Sigurdsson. Jelas sekali bahwa dia handsball," kata Clement.
9 - No player has more assists in the Premier League this season than Gylfi Sigurdsson (9, level with Kevin De Bruyne). Iced. pic.twitter.com/zA0Nt7xg50
— OptaJoe (@OptaJoe) February 25, 2017
Kalau menilik statistik pertandingan, wajar jika pelatih berusia 44 tahun tersebut frustrasi.
Menurut catatan Squawka, Swansea hanya melepas tiga tembakan dan menciptakan satu peluang di depan gawang Chelsea.
Bandingkan dengan Fabregas dkk yang punya 16 tembakan. The Blues boleh dibilang mendikte permainan Sigurdsson dkk.
Chelsea 3-1 Swansea FT:
— Squawka Football (@Squawka) February 25, 2017
Shots: 16-3
Pass accuracy: 87%-77%
Chances created: 14-1
Possession: 62%-38%
Conte's side go 11 points clear. pic.twitter.com/pCmVj1uQpi
"Kami tidak punya banyak kans, tetapi bisa menyulitkan Chelsea cukup lama. Namun, kalau Anda tidak mendapat penalti ketika skor imbang 1-1, lalu setelah itu kalah 1-3, tentu saja hal itu mengecewakan," tutur Clement.