Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menyadari calon lawan di babak delapan besar jauh lebih berat dibanding pada babak penyisihan di Madura, pelatih Semen Padang, Nilmaizar, semakin fokus untuk memantapkan taktik dan strategi jelang lawan Bhayangkara FC.
Pada sesi latihan pagi di Stadion Manahan Solo, Nil lebih berkonstrasi kepada strategi menyerang dan transisi dari menyerang ke bertahan serta sebaliknya.
Durasi latihan satu jam itu berlangsung serius dan fokus.
“Kami tahu Bhayankara adalah tim kuat yang memiliki pemain dengan skill tinggi, baik teknik individu maupun kerjasama. Untuk mengantisipasinya harus disiapkan taktik yang siap meredam kelebihan lawan tersebut,” sebut Nil.
"Kami memantapkan taktik yang kurang lebih sama dengan laga-laga sebelumnya," lanjutnya.
Sebenarnya, sebelum mendapat jatah latihan resmi selama satu jam, Semen Padang sempat berlatih di stadion kebanggaan warga Solo tersebut.
Padahal, bekas kandang klub Arseto itu harus sudah steril sejak diputuskan sebagai tempat penyelenggaraan babak delapan besar.
“Ya, kami sempat latihan sebelumnya di sini. Tetapi, itu sebelum pemberitahuan resmi kalau lapangan ini harus steril jelang partai perempat final Piala Presiden,” ulasnya.
Tim dengan julukan Kabau Sirah itu merupakan klub pertama yang mencoba lapangan secara resmi pada Jumat (24/2/2017) pagi jam 06.30 s.d 07.30 WIB.
Setelah itu, tujuh tim lain berturut-turut menguji lapangan sampai Jumat malam.
Untungnya, kota Solo disinari mata hari yang cukup terik sepanjang hari. Kalau saja sempat diguyur hujan, tentu rumput Stadion Manahan tak cukup kuat untuk meladeni delapan tim selama satu hari penuh atau selama delapan jam.
“Mudah-mudahan saja tak turun hujan. Kalau hujan, bakal rusak rumput stadion untuk pertandingan sebenarnya Sabtu dan Minggu. Biasanya lapangan dipakai paling lama dua jam sehari. Ini delapan jam. Besoknya dan hari Minggu langsung pula empat pertandingan,” kata Nono, salah seorang petugas yang merawat rumput Manahan.