Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Joao Mario: Keseimbangan Baru Inter

By Jumat, 24 Februari 2017 | 18:01 WIB
Gelandang Inter Milan, Joao Mario, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Pescara dalam laga lanjutan Serie A 2016-2017 di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, pada 28 Januari 2017. (EMILIO ANDREOLI/GETTY IMAGES)

Internazionale terukir sebagai klub Italia pertama yang meraih tiga gelar semusim. Akan tetapi, treble winner 2010 itu bak menjadi beban raksasa. Inter tak pernah lagi meraih scudetto. Para bintang juga pergi dari San Siro.

Penulis: Christian Gunawan

Khusus di lini tengah, Inter kehilangan pemain papan atas. Tak hanya enggan mengeluarkan biaya besar untuk membeli bintang, Inter pun sulit menahan kepergian andalan.

Wesley Sneijder, nyawa treble 2010, hengkang ke Galatasaray pada 2013. Philippe Coutinho dilepas ke Liverpool. Thiago Motta pindah ke PSG dua tahun lebih awal.

Pada musim panas lalu, terjadi eksodus beberapa gelandang bagus. Fredy Guarin menerima pinangan Shanghai Shenhua dengan transfer 14 juta euro. Hernanes pindah ke Juventus dengan transfer 11 juta euro. Mateo Kovavic memilih Real Madrid dengan biaya 35 juta euro.

Namun, dalam kebangkitan Inter dengan inti pemain-pemain muda, kehadiran Joao Mario di daftar gelandang La Beneamata patut dicermati.

Tak berlebihan menyebut pemain yang digaet dari Sporting pada musim panas lalu ini sebagai pemimpin lini tengah Inter saat ini. Setidaknya ada dua hal yang bisa dijadikan tolok ukur.

Joao Mario dibeli dengan harga tidak murah. Transfer 40 juta euro, bisa bertambah 5 juta lagi, bukan uang kecil, terutama dari klub Serie A yang kekurangan dana.

Alasan kedua, Inter berharap Joao Mario bisa menularkan mental pemenangnya, kelebihan yang sebenarnya mendorong Inter merogoh kocek dalam-dalam. Pria kelahiran 19 Januari 1993 ini telah merasakan gelar besar, yakni Euro 2016 bersama Portugal.

Jam terbang Joao juga sudah tinggi pada usia yang terbilang masih muda, 24 tahun.

Rekor Penjualan

Joao Mario tercatat berada di tim junior Porto pada 2002-2004. Namun, ia pindah ke akademi Sporting Clube de Portugal ketika berusia 11 tahun, terkait perpisahan kedua orang tuanya.

Pada 14 Desember 2011, ia masuk tim Sporting pada fase grup Liga Europa kontra Lazio. Joao Mario pun mendapatkan kesempatan melakoni debut. Dia menggantikan Oguchi Onyewu pada menit ke-76. Kesempatan itu diberikan mengingat Leoes, julukan Sporting, sudah lolos ke fase gugur.

Joao Mario mendapatkan musim penuhnya di tim senior pada 2012-13. Bersama Sporting B, ia tampil 31 kali, hanya sekali menjadi pengganti, di Segunda Liga. Musim berikutnya, ia dipinjamkan ke Vitoria Setubal selama setengah musim terakhir.

Di klub itu, pemain kelahiran Porto tersebut dipercaya tampil 15 kali di Primeira Liga. Bukti talentanya adalah anugerah pemain muda terbaik untuk Januari dan Februari 2014.


Gelandang Sporting, Joao Mario, berlutut saat melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang FC Arouca dalam laga lanjutan Liga Portugal 2015-2016 di Stadion Alvalade, Lisbon, pada 19 Maret 2016.(PATRICIA DE MELO MOREIRA/AFP)

Sporting pun mempromosikan adik Wilson Eduardo itu. Wilson Eduardo adalah penyerang Braga yang sempat mencicipi akademi dan tim senior Sporting. Selama dua musim Joao Mario menjadi andalan Si Singa dengan raihan Taca de Portugal 2015 dan Supertaca 2015.

Baca Juga:

Kariernya semakin mengilap usai melakukan debut di timnas Portugal pada 11 Oktober 2014. Saat itu, Joao Mario masuk menggantikan Cristiano Ronaldo pada 14 menit terakhir uji coba kontra Prancis. Tak lama setelah masuk, Joao dilanggar di kotak penalti. Eksekusi Ricardo Quaresma hanya memperkecil jarak menjadi 1-2, tapi sedikit banyak meramal kesuksesan Selecao beberapa bulan kemudian.

Nama Joao Mario melambung bersama kesuksesan Portugal di Euro 2016, yang dihelat di Prancis. Inter lalu memenangi persaingan dengan sejumlah klub Eropa seperti Liverpool dan Manchester United. Joao Mario pun menjadi penjualan termahal Leoes, mengalahkan Cristiano Ronaldo dan Nani.

“Kami gembira memiliki Joao Mario di Inter. Ia merupakan pemain top yang sudah lama kami pantau. Ia akan memperkuat tim yang sudah sangat kuat,” sebut presiden klub, Erick Thohir.

Stefano Pioli, seperti pendahulunya, Frank de Boer, menjadikan Joao Mario sebagai pilar pentingnya di tengah. Tidak sukar mencari alasannya.

“Badannya memang kecil, tapi ia bisa menggerakkan tim,” puji eks bos Inter, Leonardo.

Gasakan masih menjadi kekurangan Joao Mario walau kontribusi kepada pertahanan menjadi salah satu kelebihannya selain operan, dribel, dan eksekusi bola-bola mati. Jika sudah membenahi tekel, Joao Mario akan mematri tempat di lini tengah dengan sajian keseimbangan dalam menyerang maupun bertahan.

DATA DIRI

Joao Mario Naval Da Costa Eduardo

Lahir: 19 Januari 1993/Porto, Portugal

Postur: 179 cm/72 kg

Kebangsaan: Portugal

Karier Junior

  • 2002-2004 Porto
  • 2004-2012 Sporting

Karier Senior

  • 2010-2016 Sporting (65/11)
  • 2012-2013 Sporting B (44/2)
  • 2014 Vitoria Setubal (15/0)
  • 2016-... Internazionale (18/3)

Karier Timnas

  • 2014-... Portugal (23/0)