Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Leicester musim lalu fenomenal. Dalam tempo singkat, Si Rubah melakukan apa yang sulit diperbuat kebanyakan klub Premier League. Liverpool salah satunya.
Penulis: Christian Gunawan
Semusim sebelumnya, The Foxes masih tertatihtatih menghindari zona degradasi.
Mereka baru promosi lagi pada 2014/15. Ya, The Reds mesti merasakan penasaran ekstra melihat kiprah Leicester.
Belum sekali pun Liverpool menaklukkan Premier League, sesekali nyaris-nyaris saja. Musim ini contoh yang hanya memunculkan Si Merah sebagai favorit dengan permainan menarik.
Namun, memasuki paruh kedua musim ini, Liverpool mulai keteteran.
Bila pada paruh pertama masih dekat dengan puncak klasemen, Liverpool mungkin sudah mesti realistis dengan hanya menargetkan runner-up atau sekurangnya zona Liga Champions.
Ajang yang disebut terakhir saat ini menjadi perbedaan besar di antara kedua klub. Leicester merupakan salah satu kejutan di kompetisi kelas wahid itu, mirip seperti kala menggetarkan jagat Premier League musim lalu.
Hanya, penampilan Foxes saat ini terlihat kontradiktif. Kendati bersinar di Liga Champions musim ini, Leicester tak mampu menularkannya ke liga.
Riyad Mahrez cs. tampak menjadi tim semenjana lagi di Premier League. Sebelum duel ini, Si Rubah hanya satu poin di atas zona relegasi.
Baca Juga:
Ancaman turun divisi sebagai juara bertahan, dengan rasa malu sebagai klub Inggris kedua yang menorehkannya setelah Manchester City pada 1937/38, membayangi Leicester.
Wacana yang keluar dari kubu Leicester tak jauh dari niat untuk menghindari nasib buruk itu. Pelatih pemberi gelar, Claudio Ranieri, didepak.
Liverpool bersiap menghadapi Leicester yang berbeda.
Tim yang bukan favorit juara, namun tetap berbahaya karena berniat sintas.
“Mereka akan habis-habisan di liga. Mungkin inilah momen mereka sampai pada titik tidak ada lagi niat selain bertahan di liga. Mereka akan sangat berkonsentrasi. Kami mungkin akan menjadi tim pertama yang menghadapi Leicester ‘baru’,” ucap manajer Liverpool, Juergen Klopp, di Liverpool Echo.
Walaupun seperti kubu gurem lagi, Leicester masih menyimpan secuil kebanggaan tim juara, sekurangnya di King Power Stadium. Arsenal tertahan di sana.
Klub favorit juara, Man. City, ditumbangkan dengan skor 2-4 berkat hattrick Jamie Vardy.
Penyerang timnas Inggris itu baru mencetak lima gol, jauh dari 24 gol musim silam. Selain tiga gol ke gawang City, sebuah lagi dibikin Vardy ke gawang Liverpool di Anfield.
Sang striker akan mengancam lagi saat The Reds datang ke Leicester, apalagi setelah mencetak sebuah gol di LC kendati Si Rubah kalah 1-2 dari tuan rumah Sevilla.
Di pertemuan pertama, Liverpool menang dengan skor cukup telak, 4-1. Jika saja tampil seperti musim lalu, Leicester berpeluang besar membalasnya pada Senin (27/2). Hanya, fokus Si Rubah lagi-lagi sangat mungkin terganggu LC.
Lima hari sebelumnya, mereka mesti bertandang ke Sevilla untuk laga pertama perdelapan final. Musim ini, Leicester cenderung menurun di sekitar kewajiban LC. K
Kans Liverpool menang lagi diperkuat dengan fakta bahwa mereka tinggal berkonsentrasi di Premier League.
Di sinilah pasukan Klopp akan habis-habisan demi mengejar tiket Liga Champions. Liverpool belum akan menghadapi Leicester Baru.