Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Melalui penerjemah, Bayu Eka Sari Teguh, pelatih Indonesia U-22, Luis Milla Aspas (50), mengungkapkan empat persamaan antara timnas Spanyol dengan timnas Indonesia.
Meskipun kedua tim berada di level yang jauh berbeda dan pencapaian prestasi yang juga berbanding terbalik, namun nyatanya sederet persamaan ditemukan Luis Milla.
1. Postur Tubuh
Milla menganggap postur rata-rata pemain Spanyol dan Indonesia tidak berbeda jauh.
Namun, jika merunut data dari disabled-world.com pada 2015, selisih rata-rata tinggi laki-laki Spanyol dengan Indonesia berbeda 12 cm!
Rata-rata tinggi laki-laki Spanyol mencapai 170 cm. Sedangkan Indonesia cuma 158 cm.
Jika dilihat kasat mata, memang tinggi rata-rata pemain timnas Spanyol terlihat pendek dan memang terhitung mungil ketimbang negara Eropa lain.
Sayangnya, 'ilusi' tersebut tercipta lantaran mata kita lebih terbiasa menyaksikan David Silva dkk bermain kontra tim-tim asal Eropa lainnya yang memiliki postur lebih tinggi dari mereka.
2. Permainan cepat
Pada perkenalan sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Milla menyebutkan bahwa dia hanya meneruskan tim yang dibentuk Indra Sjafri.
"Coach Milla ingin kami bermain cepat. Terutama, soal pengambilan keputusan," ucap salah satu pemain seleksi, Evan Dimas.
Ya, Indra memang mewarisi beberapa pelari cepat dalam skuat seleksi Indonesia U-22 tahap pertama. Satu nama yang paling menyita perhatian tentu winger Yabes Roni.
Selain Yabes, ada nama fullback I Putu Gede Juni Antara yang juga rajin menyisir sisi kiri pertahan lawan.
3. Umpan pendek
Lagi-lagi masih dari peninggalan Indra Sjafri. Kendati terlalu dini untuk mengatakan tiki-taka, Milla memang cenderung lebih suka para pemainya bermain bola pendek.
Hal itu pula yang diterapkan Indra pada Indonesia U-19 di eranya. Kala itu, permutasi antarpemain juga lebih kaku alias tidak ada jarak yang menganga antarposisi per pemain.
Satu perbedaan yang terlihat yakni, Milla menginstruksikan para pemainnya untuk melakukan umpan pendek saat skema sepak pojok.
4. Pola 4-3-3
Selain Indra, pola ini juga lazim digunakan oleh Alfred Riedl pada Piala AFF 2016.
Saat itu, Riedl lebih banyak memanfaatkan dua winger, Rizky Pora dan Andik Vermansah, untuk menopang satu striker, Boaz Solossa.
Mundur beberapa tahun, Indra menurunkan dua winger cepat, Ilham Udin Armaiyn dan Maldini Pali, untuk mendukung ujung tombak, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, saat menjuarai Piala AFF U-19 2013.
Pada seleksi tahap pertama, Milla barangkali harus menimbang dengan sangat untuk menentukan siapa di antara Saddil Ramdhani, Miftahul Hamdi, Yabes Roni, dan Febry Hariyadi, yang bakal terpilih nantinya.
Selain itu pada era Ivan Kolev di Piala Asia 2017, pola 4-3-3 juga dipakai sang pelatih. Kala itu, Bambang Pamungkas jadi target man dengan disokong duo sayap kanan dan kiri, Budi Sudarsono serta Elie Aiboy.