Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sehabis menjuarai Premier League 2015/16, Leicester bertindak layaknya tim jagoan di bursa transfer musim panas lalu. Mereka menghabiskan banyak uang demi berbelanja amunisi baru untuk musim 2016/17.
Penulis: Wiwid Widijatmiko
Tidak kurang dari 62,49 juta pounds dihabiskan untuk merekrut Nampalys Mendy (dari Nice), Ahmed Musa (CSKA Moskva), Bartosz Kapustka (Cracovia), Islam Slimani (Sporting), dan Ron-Robert Zieler (Hannover).
Tapi, sampai kompetisi sudah akan memasuki bulan Maret, Leicester jadi tampak hanya membuang uang 59,5 juta pound tadi. Kontribusi para pemain baru terbilang sangat minim.
Bahkan merebut tempat di tim utama pun sulit.
Sebelas awal tim asuhan Claudio Ranieri masih didominasi pilarpilar yang membawa tim menjadi kampiun musim kemarin. Mendy hanya mentas empat kali di Premier League.
Baca Juga:
Musa 17 kali, tapi 10 di antaranya sebagai pemain pengganti. Sementara itu, Slimani cuma merumput 14 kali di liga.
Kapustka? Dia hanya pernah tampil di Piala FA. Zieler juga tidak bisa menggeser Kasper Schmeichel sebagai kiper utama.
Aksi buang-buang uang Leicester bertambah lagi saat mereka membelanjakan 14,96 juta pound untuk merekrut Wilfred Ndidi dari Genk pada bursa Januari lalu.
Ndidi memang selalu menjadi starter dalam lima partai terkini. Tapi, Leicester selalu kalah.
Total 77,45 juta pound sudah dihabiskan Si Rubah. Uang setara hampir 1,3 triliun rupiah itu membuat Leicester menjadi tim terboros keenam dalam berbelanja pemain di EPL 2016/17.
Namun, peringkat di klasemen yang diperoleh tidak sepadan. Ada selisih minus 11 posisi antara peringkat anggaran belanja dan peringkat di klasemen.
Dalam hal ini, Leicester adalah yang terburuk kedua. Mereka cuma lebih baik dari Crystal Palace.