Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tapi, pencapaian hasil Si Rubah mengenaskan. Hanya menang empat kali, seri lima kali, dan kalah sembilan kali.
Selepas Boxing Day, yang lagi-lagi berakhir kalah 0-2 dari Everton (26/12), barulah Ranieri bereaksi. Pada partai selanjutnya kontra West Ham, dia menggelar 4-2-3-1.
Bukan 4-2-3-1 biasanya karena yang menjalankan peran sebagai second striker adalah Mahrez.
Reaksi itu sebetulnya terlambat. Ketika melihat pencapaian tim sudah tidak bagus pada pekan-pekan awal, seharusnya Ranieri telah mempertimbangkan untuk mengganti sistem skuatnya.
Baca Juga:
Toh dia punya banyak opsi seturut kedatangan pemain gres yang karakternya bisa menghadirkan warna baru dalam permainan tim. Contohnya Ahmed Musa atau Bartosz Kapustka.
Leicester menang 1-0 atas West Ham.
Tapi, momen itu ternyata hanya menjadi awalan dari kebingungan yang kini diperlihatkan Ranieri.
Selepas Boxing Day, skema Leicester selalu berubah dari pertandingan ke pertandingan.
Diawali 4-2-3-1 melawan West Ham, kemudian berturut-turut 4-3-1-2, 3-5-2, 4-3-1-2, 4-2-3-1, 4-1-4-1, dan balik lagi 4-2-3-1.