Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Seusai mencetak hat-trick dalam laga Liga Europa melawan Saint-Etienne, striker Manchester United, Zlatan Ibrahimovic, mencetuskan celotehan menarik. Ibra menyamakan dirinya dengan tokoh fiksi terkenal Indiana Jones karena selalu mampu meraih trofi di mana pun dia berada.
Penulis: Dedi Rinaldi
Doktor Henry Walton Jones Jr. atau lebih dikenal sebagai Indiana Jones alias Indy merupakan tokoh protagonis dari serial film Indiana Jones, yang sangat popular pada era 1980-an.
Film Indiana Jones muncul pertama kali di layar lebar pada 1981 dengan judul Raiders of the Lost Ark dan menjadi box office.
Dalam serial Indiana Jones, tokoh ini digambarkan sebagai sosok petualang yang cerdik, pemberani, serta selalu meraih kemenangan dalam setiap perjalanannya.
Rupanya Ibra gandrung pada tokoh ini sehingga menyamakan dirinya dengan sosok Indiana Jones.
“Di mana pun saya pergi, saya menang. Saya seperti Indiana Jones,” kata Ibra.
Bisa jadi celotehan Ibra benar. Belum semusim bersama Setan Merah, Ibra sudah mempersembahkan trofi Community Shield pada Agustus 2016.
Community Shield dikenal sebagai laga pembuka musim Premier League yang mempertemukan juara Premier League dan juara Piala FA musim sebelumnya.
Saat itu, Man United berstatus juara Piala FA dan mampu mengalahkan Leicester City sebagai juara Premier League dengan skor 2-1. Ibra sendiri menyumbangkan sebuah gol dalam laga tersebut.
Namun, segera saja celotehan Ibra mendapat kritikan. Pasalnya, trofi Community Shield belum dianggap simbol kesuksesan seorang pemain di Inggris.
Seorang pemain bisa disebut telah berkontribusi besar kepada klub apabila mampu mempersembahkan trofi Premier League, Piala FA, atau Liga Champions.
Baca Juga:
Legenda United, Gary Neville, menyebut bahwa kontribusi Ibra belum apa-apa.
“Sebaiknya dia bergembira apabila sudah menyumbangkan trofi Premier League, Piala FA, atau Liga Champions,” kata Neville.
Sang bekas bak kanan itu kemudian menyarankan kepada Ibra untuk segera menghitung waktu untuk meraih trofi-trofi besar bersama Man United mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi.
Dengan umur yang mencapai 35 tahun, waktu Ibra boleh disebut tinggal sedikit.
Apa yang dibeberkan Neville harus diakui sangat sulit. Pada ajang Premier League musim ini jangankan United bisa meraih trofi, untuk menembus wilayah empat besar yang berhadiah tiket Liga Champions saja sangat berat.
Kemudian pada altar Piala FA, perjalanan sama sekali tidak mudah karena masih ada tim-tim favorit lain yang berniat untuk menjadi juara seperti Chelsea, Manchester City, dan Tottenham.
Manchester United sendiri sudah memastikan diri lolos ke babak VI atau perempat final Piala FA setelah mengalahkan Blackburn 2-1, Minggu (19/2/2017).
Ibra lagi-lagi mencetak gol penentu. Di babak V, United akan bertemu Chelsea. Yang tidak kalah menarik ialah jika Setan Merah bisa lolos ke ajang Liga Champions pada musim depan.
Pada ajang prestisius ini kiprah Ibra menjadi pertanyaan besar karena striker asal Swedia ini seolah sudah terkena kutukan tak boleh membawa klub yang dibelanya menjuarai Liga Champions.
Bicara Liga Champions, Ibra memang pantas bersedih. Memperkuat tim-tim besar yang pernah menjadi juara Liga Champions, seperti Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, dan AC Milan, tak sekali pun Ibra merasakannya.
Zlatan Ibrahimovic
— Superb Footy Pics (@SuperbFootyPics) November 9, 2016
Joins Inter Milan In 2006 pic.twitter.com/t6QqeHxU80
Pada 2009, Ibra pindah dari Inter ke Barcelona dan setahun kemudian Inter menjadi juara Liga Champions.
Lalu pada 2010 Ibra hengkang dari Barcelona ke PSG dan pada 2011 Barcelona berhasil menjuarai Liga Champions.
Tak heran bila akhirnya Ibra disebut sebagai pemain spesialis juara liga domestik. Kalaupun ada yang bisa membuat Ibra tidak merasa terlalu sedih ialah dia bukan satu-satunya bintang yang belum merasakan menjadi juara Liga Champions.
Kiper legendaris Juventus, Gianluigi Buffon, misalnya. Dia merasakan hal yang sama. Berbagai trofi individu seperti runner-up Ballon d’Or 2006 hingga kiper dengan clean sheet terbanyak Piala Dunia menjadi catatan hebat.
Hanya, belum sekali pun Buffon meraih trofi Liga Champions. Prestasi terbaiknya ketika membawa Juventus mencapai laga final 2003, namun dikalahkan AC Milan lewat adu penalti.
Namun, seperti halnya Buffon, pada usia yang tidak muda lagi, semangat Ibra untuk terus menghasilkan trofi masih tinggi. Menurutnya setiap trofi yang didapatkan menjadi hal yang luar biasa baginya.
“Saya akan menjadi sangat bahagia jika bisa memenangi sesuatu di sini,” kata Ibra.