Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Melihat Aji tidak membawa sepatu, pelatih Persema saat itu, Rohanda, tidak terima dengan perlakuan petugas kereta api dan langsung pergi ke stasiun untuk mengambil sepatu milik Aji.
“Saat itu pelatih Persema, Rohanda menghampiri petugas kereta api di stasiun. Dia marah, karena sepatu itu akan dipakai untuk membela Kota Malang,” ungkap Aji.
Kerja keras Aji memang membuahkan hasil. Bakat mudanya saat itu dilirik oleh almarhum Lucky Acub Zaenal yang merupakan pendiri Arema.
Beliau datang bersama Ovan Tobing untuk melihat Aji berlatih secara langsung. “Saya kemudian ditawari oleh Arema, hanya 8 bulan bergabung dengan Arema saya mendapatkan tawaran timnas,” ujarnya.
Aji merupakan sosok yang total sebagai pemain sepak bola. Selain membela Arema dan Persema, dia juga menjadi bagian penting dari perjalanan Persebaya Surabaya yang menjadi juara Liga Indonesia pada 1997.
Ia juga ikut berprestasi bersama PSM Makassar sebelum akhirnya gantung sepatu pada 2004 dan memilih berkarier sebagai pelatih.
Belajar dari pengalaman hidupnya, Aji ingin memotivasi generasi muda agar tidak mudah putus asa dalam mengejar cita-cita dan mengasah bakat yang dikaruniakan Tuhan.
“Dulu banyak yang bilang Aji seperti orang gila lari di sawah di lapangan, tapi seperti itulah cita-cita yang harus dikejar, Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo barangkali tidak bisa jadi apa-apa kalau bakat yang diberikan oleh Tuhan tidak diasah,” sambungnya.