Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sempat disanjung berkat pencapaian bagus klub pada awal musim dan pematangan proyek ItalMilan, posisi pelatih Milan, Vincenzo Montella, sekarang tidak bagus.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Sepanjang pekan ini, beredar kabar hubungan Montella dan Silvio Berlusconi bertambah tegang.
Sang presiden sudah kecewa terhadap hasil 2-2 yang didapatkan Milan dalam derby della Madonnina pada 20 November lalu.
Tensi mereda setelah Milan menjuarai Supercoppa Italiana dan sempat berada di peringkat tiga klasemen sebelum libur Natal-Tahun Baru. Namun, I Rossoneri kemudian mengalami serangkaian hasil buruk yang membuat mereka anjlok ke posisi ketujuh.
Masalah klasik mengemuka. Berlusconi mempertanyakan taktik yang dipakai pelatihnya. Menurut si bos, Montella seharusnya memakai 4-3-1-2 alih-alih 4-3-3.
Suso menjadi second striker, sedangkan Giacomo Bonaventura menempati posisi trequartista. Berlusconi bahkan dikabarkan sudah berniat memecat Montella selepas kekalahan 0-1 dari Sampdoria di San Siro (5/2/2017).
Baca Juga:
Untungnya, Milan dalam proses pengambilalihan pemilik dari Berlusconi ke investor China. Calon pemilik baru inilah yang kemudian memveto pemecatan Montella.
Berlusconi bisa dipastikan tidak akan terlibat lagi di Milan setelah investor China datang. Fininvest, holding company Berlusconi, menyatakan saham Milan yang dijual adalah 99,9 persen.
Kendati demikian, bukan berarti posisi Montella jadi aman.
Rabu (15/2/2017), Gazzetta dello Sport melaporkan finis di zona Eropa kini menjadi kewajiban buat Montella untuk memastikan masa depannya di Milan.
Artinya, dia harus membawa Milan menyelesaikan musim minimal di posisi kelima.
Milan hanya terpaut empat poin dari posisi itu. Namun, melihat kencangnya laju perolehan poin Inter, Atalanta, dan Lazio yang berada di atas Milan, misi zona Eropa jadi sulit terealisasi.
Sejak 2006-2007, tim yang finis di peringkat lima klasemen rata-rata mengoleksi 63-64 poin.
Rasionya sekitar 1,68 poin per partai. Saat ini Milan punya rata-rata 1,71 poin per pertandingan.
Mereka masih dalam trek?
Tidak juga.
Baca Juga:
Seperti sudah disebut tadi, laju perolehan poin tim-tim yang kini berada di atas Milan membuat kuota 63-64 poin tak bisa lagi dijadikan pegangan.
Lebih baik jika Milan membidik perolehan poin yang kini dimiliki Inter atau Atalanta. Dua klub peringkat empat-lima itu punya 45 poin. Rata-rata 1,87 per laga.
Inter dan Atalanta bisa diproyeksikan bakal menyelesaikan liga dengan 71-72 poin.
Angka itulah yang minimal perlu dikejar Milan untuk mengamankan posisi di zona antarklub Eropa.
Milan baru punya 41 poin. Montella butuh 30-31 angka lagi dalam 14 partai tersisa.
Hal itu berarti setara 10-11 kemenangan atau paling jelek sembilan tripoin plus empat hasil seri. Jika Milan "memilih" 10-11 kemenangan, mereka mungkin masih boleh kalah tiga kali lagi.
Lebih berat jika memakai opsi kedua. Sembilan kali menang dan empat kali seri, berarti Milan hanya boleh kalah satu kali lagi!
Jelas berat, soalnya dalam 14 partai sisa, masih ada banyak laga di mana Milan berpotensi kehilangan poin. Setan Merah masih harus bertemu Fiorentina, Juventus, Inter, dan Roma.
Dengan krisis pemain karena cedera yang kini menimpa timnya, Montella tampaknya menghadapi sebuah misi mustahil.