Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Liverpool boleh-boleh saja gembira karena bisa menundukkan Tottenham Hotspur pada pekan ke-25, Sabtu (11/2/2017). Namun, Manajer Juergen Klopp segera mengingatkan agar timnya tak terlalu girang karena jalan ke depan sangat berat, bahkan persaingan untuk masuk empat besar saja sudah sangat ketat.
Penulis: Dedi Rinaldi
Kemenangan yang diraih lewat dua gol Sadio Mane dalam laga yang berakhir 2-0 untuk Liverpool memang membuat kubu The Reds seolah mengalami euforia.
Keresahan yang pernah terasa karena hanya bisa menang sekali dari 10 pertandingan di semua ajang kompetisi sebelumnya seolah menguap.
Dalam laga ini Mane, yang belum lama pulang dari memperkuat Senegal di Piala Afrika 2017, tampil bagus dan bertenaga. Bahkan, sayap The Reds ini nyaris menciptakan hattrick sehingga banyak mendapat pujian.
Namun, Klopp justru terlihat agak santai alias tidak berapi-api dalam menanggapi kemenangan timnya atas klub favorit sekelas Tottenham. Bagi Klopp, lebih baik membicarakan bagaimana meraih angka tahap demi tahap.
Baca Juga:
“Kami tak boleh terlalu girang secara berlebihan hanya karena menang atas Tottenham. Lebih baik membicarakan sisa musim,” katanya.
Boleh dibilang sebenarnya Klopp masih berduka dengan kinerja Liverpool sepanjang paruh kedua ini. Liverpool yang perkasa di paruh pertama kompetisi musim 2016-2017 ini bisa dengan tiba-tiba melorot drastis.
Sebelumnya Liverpool menempel ketat Chelsea dari posisi dua klasemen, kemudian melorot ke posisi kelima klasemen. Performa ini menyulitkan peluang Liverpool untuk berpacu di lintasan juara dan juga di zona empat besar.
Kegentingan membuat gelandang Liverpool Georginio Wijnaldum meminta rekan-rekannya untuk segera bangkit. Ia menyebut timnya harus belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka buat sehingga mereka terus-menerus tergelincir.
Lempar Handuk
Hal inilah yang membuat Klopp memilih tidak mengumbar kegembiraan usai kemenangan atas Tottenham.
“Apa yang akan Anda pikirkan tentang saya jika berkata sekarang Liverpool akan mengejar mereka? Tentu terdengar sangat ambisius atau malah gila karena semua sudah paham kondisi kami,” ujar Klopp.
Ia tidak main-main dalam berucap. Manajer asal Jerman ini berani mengisyaratkan “lempar handuk” tanda menyerah dalam perburuan gelar Premier League musim ini.
Juergen Klopp menilai jarak yang ada saat ini sudah sulit terkejar, sehingga Liverpool sebaiknya fokus untuk masuk ke zona Liga Champions.
“Liverpool harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak akan menjadi juara musim ini,” kata legenda sepak bola The Reds, Jamie Carragher.
Hanya, dengan manajer sekelas Klopp dan materi yang dimiliki, Liverpool tetap tim berbahaya. Klopp sendiri sudah mengatakan masih ada hal lain yang mesti dikejar saat ini, yaitu peringkat kedua.
“Ya, kami akan berusaha untuk meraih itu. Kami harus berjuang untuk peringkat dua,” kata Klopp.
Bek kanan Nathaniel Clyne sepaham dengan sang manajer, seraya menyatakan optimisme bahwa timnya akan bisa finis di wilayah big four alias empat besar musim ini.
“Saat ini posisi kami sangat sulit dengan hasil-hasil belakangan ini. Namun, selama kami bisa menerimanya, maka itu adalah bagian dari pekerjaan. Ketika kami menang, maka semuanya akan baik-baik saja dan sulit dipercaya. Jika kami kalah? Terlalu banyak hal yang harus kami terima,” ucapnya.
Menurut Clyne, Liverpool masih memiliki 13 pertandingan Premier League yang tersisa dan masih ada banyak poin untuk diperebutkan.
“Saya masih percaya kami punya kualitas untuk bisa finis di posisi empat besar,” ujarnya lagi. Entah bagaimana Klopp akan membentuk Liverpool dalam mengarungi sisa musim 2016-2017.
Pasalnya, The Reds sudah begitu rindu dengan gelar juara Liga Inggris yang dulu pernah mereka dominasi pada era 1980-an hingga 1990-an.
Selain itu, sudah dua kali Liverpool berada dalam kondisi nyaris, alias hanya bisa sampai ke posisi kedua dalam 10 musim terakhir.