Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tingkah Laku Suporter di Piala Presiden 2017, Positif dan Menyita Perhatian

By Kamis, 16 Februari 2017 | 05:45 WIB
Aremania setia dan memenuhi Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang saat Arema menjamu Persija pada laga kedua Grup B Piala Presiden 2017 pada Sabtu (11/2/2017) malam. (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Piala Presiden 2017 tidak melulu soal klub peserta atau hasil akhir di lapangan. Kelompok suporter pun menyita perhatian tersendiri.

Penulis: Andrew Sihombing/Ovan Setiawan

Pujian terhadap suporter langsung tumpah selepas laga pertama. Tidak cuma menyanyikan lagu-lagu dukungan terhadap PSS saat menghadapi tim kuat Persipura, Brigata Curva Sud juga mempertontonkan koreografi empat dimensi berbentuk elang Jawa yang sungguh memikat.

Stadion Maguwoharjo, yang berkapasitas lebih dari 31 ribu tempat duduk, terisi penuh ketika itu. Publik awam pasti tak menyangka salah satu kontestan di laga itu "cuma" tim dari kasta kedua sepak bola Indonesia.

Markus Linke, salah satu reporter Bundesliga.com yang bersua dengan BOLA menjelang duel leg I semifinal Piala AFF antara Indonesia kontra Vietnam, memuji habis kultur sepak bola di Tanah Air, termasuk gairah suporternya.

Bila melihat aksi BCS dan semua suporter di Maguwoharjo pada awal bulan ini, kekagumannya niscaya akan semakin besar.


Replika raksasa kepala elang dari suporter PSS Sleman saat laga kontra Persipupa pada partai pembukaan Piala Presiden 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (4/2/2017) sore. (GONANG SUSATYO/JUARA.NET)

Resah

Tidak cuma BCS yang patut diberi apresiasi. Aremania, kelompok suporter Arema FC, juga berubah ke arah yang lebih baik.

Nyayian bernada rasis yang sebelumnya kerap terdengar di Stadion Kanjuruhan, Malang, berangsur menghilang seperti saat Singo Edan menghadapi Persija di partai Grup 2, Sabtu (11/2/2017).

Hal ini tak lepas dari strategi panpel Arema FC. Spanduk-spanduk himbauan, yang mengingatkan bahwa nyanyian bernada rasis tak pantas didengar oleh anak-anak kecil yang datang ke stadion, ditempatkan menghadap ke arah suporter.

Baca juga:

"Alhamdulillah cara ini cukup efektif. Sebelumnya, banyak orang tua yang resah karena masih saja ada lagu rasis yang dinyanyikan oleh Aremania," ucap Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.

"Memang sudah menjadi tugas klub untuk mengedukasi suporter karena kami juga ingin menciptakan iklim positif di antara suporter," tuturnya.

Lagu-lagu bernada rasisme ini memang belum hilang seratus persen. Hanya, hal ini bisa dimaklumi.

"Masih ada beberapa kali, tapi tidak sebanyak pertandingan sebelumnya. Lagu-lagu rasis ini memang tak bisa langsung dihilangkan sepenuhnya," kata Ketua Korwil Aremania Sukorejo, Amin.

"Mesti sedikit demi sedikit, karena Aremania sangat banyak dan tidak semua memiliki pemikiran yang sama untuk memerangi rasisme."