Paras Ganda San Siro dari Sleman

Rupa Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, memang menawan saat tampak dari layar kaca. Namun, keelokan stadion beralias San Siro Mini tersebut tidak bisa menutupi borok yang tersimpan di dalamnya.

Paling tidak, itu yang terlihat dalam pantauan JUARA sebelum laga pembuka Piala Presiden 2017 antara tuan rumah PSS Sleman kontra Persipura Jayapura, yang berkesudahan imbang nirgol, Sabtu (4/2/2017).

Mini San Siro

Sebelum bermarkas di Maguwoharjo, PSS lebih dahulu berumah di Stadion Tridadi dan Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta.

Animo tinggi fans PSS seiring prestasi menanjak klub, membuat dua stadion tersebut tidak cukup untuk menampung suporter yang hadir.

Alhasil, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman akhirnya membagun Stadion Maguwoharjo pada 2004. Mengopi konsep Stadion Giuseppe Meazza di San Siro, yang jadi markas raksasa Italia, AC Milan dan Inter Milan, arena sepak bola berstandar internasional pun dibangun.

Kapasitas stadion ini pun dapat menampung sekitar 35 ribu penonton.

San siro"@Jogja24Jam: ini stadion Maguwoharjo gaess pic.twitter.com/y4GWTahkfW foto: @qpinkjazz"

— Pak Fachmi (@fachmi) July 4, 2015

Maka, tidak salah jika Stadion Maguwoharjo menjadi opsi markas timnas Indonesia saat menjamu lawan dalam laga uji coba internasional.

"Sebelum pembangunan Maguwoharjo, Pak Ibnu Subiyanto (Bupati Sleman periode 2000-2010) memang sempat ke San Siro. Saat itu dia bilang, 'kita akan buat San Siro-nya Sleman!'," kata Asep Handi Kurniawan, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum (Ketum) Slemania, sebutan salah satu kelompok fans PSS kepada JUARA.

Keseusaian antara Stadion Maguwoharjo dan San Siro dapat terlihat dari empat menara dengan jalur berputar di empat sudut stadion. Selain itu, keduanya pun sama-sama tidak memiliki lintasan atletik.

Atmosfer Serie A

Ingin merasa atmosfer menonton laga Liga Italia tetapi di Indonesia? Silakan menghampiri Stadion Maguwoharjo saat PSS memainkan laga kandang.

Dua kelompok suporter PSS, Slemania dan Brigata Curva Sud (BCS) aman dibilang bahwa mereka tidak kalah kreatif dari fans-fans klub asal Eropa macam AC Milan atau Borussia Dortmund.

"Kami dengan teman-teman BCS selalu berdampingan. Tujuan kami hanya satu yaitu mendukung PSS," tutur Asep.

Pekik khusus hingga koreografi unik memang tidak berhenti dipamerkan kedua kelompok suporter tersebut mulai dari sebelum, sepanjang, maupun selepas pertandingan.

Borok Maguwo

Nyaris sama dengan kebanyakan stadion di Indonesia, tingkat kenyamanan Maguwoharjo, menjadi prioritas ke sekian pihak pengelola.

Hal itu pula diamini oleh Asep. Toilet yang jorok hingga sampah yang berserakan di beberapa bagian stadion menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan disadari para fans.

"Ya, keadaan stadion saat ini memang sangat memprihatinkan sekali. Selain kami para fans yang harus introspeksi, PT Putra Sleman Sembada (PSS) juga harus melihat hal ini," ucap Asep.

Di samping itu, suporter yang kerap meluber pada setiap laga PSS membuat Asep berharap kapasitas Maguwoharjo ditingkatkan.

Berkaca dari keluhan tersebut, satu yang kurang dari Stadion Maguwoharjo yakni area stadion yang nyaman nan ramah bagi anak dan keluarga atau bahkan suporter non-fans sekali pun.