Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis tunggal putra nasional, Tommy Sugiarto, mengakui bahwa kunci keberhasilannya dalam menjuarai Thailand Masters 2017 karena faktor pengalaman.
Tommy meraih gelar turnamen grand prix kelimanya tersebut setelah menaklukkan pemain Thailand, Kantaphon Wangcharoen, dengan 21-17, 21-11 pada laga yang berlangsung di Nimibutr Stadium, Minggu (12/2/2017).
"Penampilan lawan cukup bagus pada awal permainan dan ini menyulitkan saya, tetapi saya berusaha tenang. Pada laga final, siapa pun punya peluang untuk juara," kata Tommy seperti dilansir BadmintonIndonesia.org.
"Pada gim kedua, saya merasa dia tidak percaya diri lagi seperti saat gim pertama. Makanya angka dia jauh sekali. Kontrol bola saya juga lebih baik hari ini," ucap Tommy.
Secara usia, Tommy jauh lebih senior dari Kantaphon. Pada akhir Mei nanti, putra Icuk Sugiarto (pebulu tangkis era 80-an) itu bakal menginjak usia 29 tahun.
Sementara itu, Kantaphon baru berusia 18 tahun, atau sekitar 10 tahun lebih muda dari Tommy.
"Permainan lawan lebih menyerang, waktu serangannya tidak tembus-tembus, dia banyak unforced errors. Di sini saya memang dibantu faktor menang pengalaman," kata Tommy.
"Thailand sekarang harus diwaspadai. Kanthapon pemain muda baru lulus dari kelas yunior langsung bisa ke final turnamen grand prix gold," tutur dia.
Selanjutnya, Tommy berharap bisa terus bermain apik dan kembali masuk ke peringkat 10 besar pebulu tangkis dunia.
"Sekarang target saya ingin tampil senyaman mungkin. Kejuaraan terdekat setelah ini adalah All England 2017," ujar Tommy.
Tommy adalah satu-satunya wakil Merah Putih pada turnamen level grand prix gold ini.