Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketika menjuarai Serie A antara 2011-2012 hingga 2015-2016, Juventus selalu memiliki pertahanan paling bagus di antara 20 tim kontestan. Angka kebobolan I Bianconeri dalam lima musim itu tidak pernah melebihi 24 gol dalam satu musim.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Ketangguhan pertahanan itu sempat tidak terulang pada musim ini. Sampai menjelang libur Natal-Tahun Baru, Juventus hanya memperoleh enam hasil clean sheet dalam 17 pertandingan.
Dalam 17 partai itu, gawang Juventus, yang biasanya dikawal Gianluigi Buffon, menderita 14 gol. Berarti rata-rata 0,82 gol per pertandingan. Angka itu jauh lebih jelek daripada musim 2011-2012 hingga 2015-2016.
Baca juga:
Apabila rata-rata tersebut bertahan hingga akhir musim, Juventus berpotensi mengalami kebobolan 31-32 gol. Jika hal itu terjadi, bisa saja peluang juara Juventus menjadi berkurang.
Soalnya, pelatih Massimiliano Allegri sendiri mengakui pentingnya pertahanan yang kuat sebagai modal menjadi kampiun.
Pada awal musim ini, Allegri pernah berujar begini kepada JTV: "Satu hal yang pasti: untuk memenangi liga, Anda harus mempunyai pertahanan terbaik. Statistik mengatakan hal itu. Juga karena Juventus dan tim-tim terbaik lain di liga biasanya sama-sama mencetak rata-rata 70 gol per per musim. Jadi, pertahanan terbaik menjadi sebuah faktor yang esensial".
Akan tetapi, kemungkinan terburuk Juventus gagal menjadi juara karena menurunnya kualitas pertahanan kelihatannya batal terjadi.
Tim Zebra ternyata kemudian berhasil memperbaiki performa pertahanannya.
Partai terakhir sebelum libur Natal-Tahun Baru menjadi awalannya. Saat itu, Juventus sukses mengalahkan rival terkuat dalam perebutan scudetto, Roma, cukup dengan mencetak satu gol (17/12). Soalnya, gawang mereka tidak menderita gol.
Setelah liga bergulir lagi, Juventus menjaga kondisi itu. Dalam enam pertandingan selepas libur Natal-Tahun Baru, Si Nyonya Tua meraih lima hasil clean sheet lagi. Hanya sekali gawang Juventus mengalami kebobolan, yaitu saat mereka dikalahkan Fiorentina 1-2 (15/1).
Angka rata-rata kebobolan berhasil diperbaiki. Saat ini, Juventus menderita 0,69 gol per pertandingan, mulai mendekati catatan normal lima musim sebelumnya, yang berkisar 0,52 sampai 0,63 gol per partai.
Empat hasil clean sheet terakhir didapatkan Juventus dengan memainkan pola 4-2-3-1. Skema itu seharusnya sulit berjalan secara seimbang karena Juventus menurunkan begitu banyak pemain ofensif.
"Yang terpenting adalah sikap pemain, bukan sistem tertentu. Saya mendengar banyak diskusi soal pola 4-2-3-1 kami. Tetapi, ketika saya memiliki pemain dengan karakteristik seperti ini, kami bisa memainkannya dengan baik," ujar Allegri kepada Mediaset.