Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Leicester City masih terpuruk di papan bawah klasemen Premier League musim ini. Klub beralias The Foxes harus menghindari predikat tak mengenakkan sebagai juara bertahan terburuk dalam sejarah kompetisi.
Sampai pekan ke-24, Leicester City tertanam di peringkat ke-16 atau dua setrip saja di atas zona degradasi.
Selisih cuma satu poin di atas Hull City, tim zona merah terdekat, sudah menjelaskan target niscaya Si Rubah musim ini adalah menghindari magnet Divisi Championship.
Kalau sampai Leicester terdegradasi di akhir musim, bakal tercatat sejarah salah satu kemunduran besar dalam dunia olahraga mengingat mereka baru mencicipi gelar Premier League musim lalu.
Pasukan Claudio Ranieri kini berupaya menghindari contoh kejatuhan prestasi dalam skala besar yang pernah terjadi.
Berikut 5 contoh dekadensi di antaranya, seperti dilansir sebagian dari BBC Sport.
1. Manchester City
Manchester City. 1936-37 League Champions pic.twitter.com/XumMsErwYK
— The League Magazine (@Theleaguemag) November 12, 2015
Leicester City harus mulai waswas agar menghindari tragedi yang terjadi di Inggris pada delapan dekade silam.
Kejatuhan besar kala itu melanda Manchester City. The Citizens finis sebagai kampiun Liga Utama Inggris (ketika itu First Division) 1936-1937.
Mereka mencetak 107 gol dalam prosesnya. Musim berikutnya, Man City tetap menunjukkan ketajaman luar biasa dengan torehan 80 gol alias yang terbanyak di liga.
Anehnya, mereka justru terdegradasi karena berakhir di peringkat dua terbawah! Kompetisi musim 1937-1938 kala itu memang sangat kompetitif.
Sebagai tim peringkat ke-21, Manchester City cuma terpaut 16 poin dari juara liga, Arsenal.