Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PSIM Yogyakarta sempat kesulitan mendapatkan pelatih berlisensi B AFC. Tak pelak, kondisi itu membuat Laskar Mataram waswas menjelang kompetisi Liga 2.
Penulis: Gonang Susatyo/Ferry Tri Adi
Kala itu, PSIM belum memiliki pelatih yang memenuhi persyaratan tersebut. Dalam menyeleksi pemain, Laskar Mataram hanya memakai jasa Erwan Hendarwanto.
Erwan belum memiliki lisensi sesuai regulasi dari operator liga. Namun, pada tahun lalu ia sempat menangani PSIM di Indonesia Soccer Championship (ISC).
Kini, perburuan PSIM mencari pelatih berakhir sudah. Salah satu klub tertua di Indonesia itu sukses mendapatkan pelatih berlisensi B AFC, yaitu Ananto Nurhani.
Ananto sesungguhnya pelatih asal Yogyakarta. Dirinya pernah membawa SMPN 13 Yogyakarta menjuarai Liga Pendidikan Indonesia (LPI) tingkat SMP.
Ananto juga pernah menjadi asisten klub-klub profesional seperti Persegres, Deltras Sidoarjo, dan Persifa Fakfak.
“Kami resmi mendatangkan Ananto sebagai pelatih baru PSIM yang berlisensi B AFC. Dia termasuk produk lokal Yogyakarta. Dia juga memenuhi regulasi karena memiliki lisensi sesuai persyaratan,” ujar Manajer PSIM, Agung Damar Kusumandaru.
Ananto ditunjuk saat tim sudah hampir terbentuk. Dirinya pun didampingi Erwan, yang kini bertugas sebagai asisten pelatih.
“Tim memang sudah hampir 100 persen terbentuk. Pemain juga sudah menjalani tes fisik. Kami juga berharap mereka menjalani tes kesehatan,” kata Erwan.
Belum Uji Coba
Tim pesaing, Persis Solo, selangkah lebih maju karena sudah menyelesaikan tes fisik dan kesehatan pemain.
Para pemain itu pun segera disodori kontrak oleh manajemen.
“Tes fisik dan kesehatan pemain sudah selesai. Selanjutnya, kami menyelesaikan kontrak pemain. Kami berharap negosiasi berjalan lancar sehingga penandatanganan kontrak bisa dilakukan,” ujar Manajer Persis, Hari Purnomo.
Persis sudah melakukan pergantian pelatih. Laskar Sambernyawa kini ditangani Yudi Suryata. Dia menggantikan Widiantoro.
Meski persiapan tergolong lancar, Persis belum menunjukkan tanda-tanda bakal menggelar uji coba. Sejauh ini klub kebanggaan Solo itu masih memantau grafik 25 pemain yang lolos seleksi tahap awal.
Baca Juga:
Seperti dilansir situs klub Sambernyawa.com, tes kesehatan menjadi yang pertama. Para pemain dibawa ke laboratorium klinik di Solo untuk jalani tes urine hingga cek jantung.
Dalam sejarah Persis, tes itu menjadi yang pertama melibatkan tim medis. Biasanya para pemain hanya dipantau lewat rekam jejaknya, termasuk riwayat cedera.
“Saya selalu melakukan ini (tes kesehatan) karena bentuk tim tidak bisa dilihat hanya dari faktor lapangan saja. Kesehatan juga wajib dipantau. Jadi, saya bisa tahu kondisi mereka seperti apa,” tutur pelatih Persis, Yudi Suryata, Selasa (7/2/2017).
Setelah itu, tim pelatih membawa para pemain ke Pusat Kebugaran Universitas Sebelas Maret yang berlokasi di sisi utara Stadion Manahan, Solo. Menurut Yudi, tes itu menjadi acuan untuk menentukan program ke depan.
“Saya mau lihat kekuatan pemain seperti apa. Jadi, lebih enak kalau buat program ke depan,” kata Yudi.
Fisik memang menjadi prioritas program latihan Persis. Namun, mepetnya waktu persiapan membuat Yudi tak berani membuat program khusus latihan fisik.
Latihan untuk peningkatan fisik nantinya akan digabung ke dalam latihan teknik dan strategi.
“Porsi latihan diperberat. Namun, saya juga ingin pemusatan latihan antara di pantai atau pegunungan. Kalau dekat-dekat sini banyak pegunungan, seperti di daerah Tawangmangu. Mungkin tempat itu bisa jadi salah satu pilihan,” tutur Yudi.
Kondisi persiapan mepet itu membuat Laskar Sambernyawa belum mengagendakan uji coba. Yudi menegaskan uji coba justru mengganggu program yang sudah dibuatnya.
"Persis sudah mendapat tawaran uji coba dari Persijap Jepara. Namun, kami tidak bisa menerima itu. Kalau langsung uji coba, malah mengganggu program saya," tutur Yudi.
"Saat ini kami sedang fokus persiapan internal. Kalau sudah siap, baru menggelar uji coba,” ujarnya.