Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pekerjaan baru tapi lama harus diselesaikan PSSI era kepengurusan baru ini. Apa lagi kalau bukan soal lisensi pelatih lokal.
Penulis: Ferry Tri Adi
Sanksi FIFA pada 2015 membuat kursus pelatih untuk mendapatkan lisensi AFC berhenti. Kursus itu padahal sangat dibutuhkan mengingat masih banyak pelatih yang hanya memegang lisensi nasional.
Padahal, klub-klub di Tanah Air, terutama di liga teratas dan strata di bawahnya atau Divisi Utama, mesti minimal punya lisensi C AFC.
“Permasalahan sepak bola Indonesia itu lisensi minim. Banyak pelatih cuma punya lisensi nasional. Sementara itu, lisensi nasional dihentikan pada 2014,” tutur Efraim Ferdinand, Kepala Pendidikan Pelatih dan Wasit PSSI.
"Standar kompetisi Indonesia di liga teratas dan Divisi Utama ialah lisensi AFC. Sekarang kami harus bekerja menyelesaikan dulu kursus pelatih lisensi nasional ke lisensi AFC," ucapnya.
Kondisi itu membuat PSSI mengebut mulai tahun ini. Hanya, gerak cepat PSSI bukan tanpa hambatan. Minimnya instruktur menjadi halangan utama federasi berlari kencang.
“Untuk lisensi C AFC, kami berencana menggelar 11 kursus tahun ini. Namun, Indonesia cuma punya satu instruktur, Emral Abus,” ujar Efraim.
"Mulai 20 Februari nanti dimulai kursus C AFC. Artinya, sejak saat itu hingga akhir tahun nanti beliau bekerja keras, sementara untuk lisensi B dan A AFC harus dari AFC karena di Indonesia belum ada yang bisa menjadi instruktur," ucapnya.
Jangan Diganggu
Sejauh ini, PSSI hanya bisa membuat dua kursus B AFC karena pada 2014 lalu cuma ada empat kursus lisensi C AFC. Untuk lisensi A AFC, hanya akan ada satu kursus, yaitu pada Agustus mendatang.
Efraim sendiri menegaskan agar rencana tahun ini tak diganggu. Alasannya, agenda tahun ini ialah untuk “membersihkan” pekerjaan rumah masa lalu.
“Izinkan program tahun ini berjalan sampai selesai. Bisa dihitung kalau ada 11 kursus lisensi C AFC, Indonesia bisa menghasilkan 264 pelatih. Untuk lisensi B AFC memang baru bisa dua kursus, hasilnya 48 pelatih, sementara lisensi A AFC cuma satu tahun ini,” kata Direktur Teknik Federasi Futsal Indonesia itu.
Baca Juga:
"Setelah program tahun ini selesai, kami bisa melanjutkan tugas selanjutnya memberikan kursus buat pelatih Liga Nusantara atau sekolah sepak bola," ucapnya.
Setiap edisi kursus punya kuota 24 orang. Setiap kenaikan level lisensi dibutuhkan minimal dua tahun aktif melatih. Untuk kenaikan dari B AFC ke A AFC bisa hanya menunggu satu tahun asalkan sudah memegang klub yang bermain di liga teratas.
Rencana PSSI sendiri sudah menyelesaikan semua permasalahan lisensi pelatih, yang juga menjadi poin penting dalam pertemuan dengan AFC, dalam empat tahun ke depan.
“Kalau dikasih waktu empat tahun, pasti selesai. Tahun depan sudah punya dua kursus lisensi A AFC karena tahun ini ada dua kursus B AFC,” kata Efraim.
"Intinya, tahun ini jangan diganggu gugat biar program kami buat mantan pemain, pelatih SSB, dan Liga Nusantara bisa diatur pada tahun selanjutnya," tuturnya.