Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pertaruhan Gengsi Dua Tim Militer

By Suci Rahayu - Sabtu, 11 Februari 2017 | 05:40 WIB
Winger Persija, Abrizal Umanailo (kanan) coba dihadang pemain bertahan PS TNI, Manahati Lestusen pada laga Piala Presiden 2017 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (5/2/2017) malam. ( SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Laga seru akan tersaji pada lanjutan Grup B Piala Presiden 2017, Sabtu (11/02/2017). Bertempat di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, PS TNI akan berjumpa sesama tim yang berbasis militer yakni Bhayangkara FC.

Pertaruhan gengsi sebagai sesama klub militer diakui akan sangat kental mewarnai laga ini oleh pelatih tim PS TNI, Mustaqim. Selain itu, Mustaqim juga memastikan timnya akan tampil ngotot demi mengejar poin usai kalah pada laga pertama melawan Persija Jakarta.

“Pemain sudah melupakan kekalahan kemarin. Pemain sepertinya terlihat sudah sangat gembira lagi. Kami sama-sama pemain muda, juga sama-sama alumni timnas. Jadi laga ini penuh gengsi kalau boleh dibilang,” ujar Mustaqim.

Membidik kemenangan demi membuka asa lolos ke babak delapan besar, Mustaqim akan meminta Manahati Lestusen dan kawan-kawan untuk tampil terbuka. Karakter permainan militan yang selama ini menjadi ciri khas PS TNI akan tetap dipertahankan.

Baca Juga:

“Kami akan tetap bermain dengan karakter PS TNI. Bermain militan dan menyerang,” tegas mantan Asisten Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2015 ini.

Sementara itu, terkait dengan evaluasi dari pertandingan sebelumnya saat PS TNI kalah dari Persija, Mustaqim mengaku sudah mengantongi beberapa kelemahan timnya. Menurutnya, barisan depan PS TNI masih terlalu tumpul dan juga serangan yang terpaku pada sisi sayap.

“Kemarin sepanjang pertandingan kami banyak menyerang tapi tidak bisa mencetak gol. Ada evaluasi tentunya. Terutama untuk memaksimalkan umpan terobosan ke daerah lawan. Pemain juga harus berani menusuk ke dalam. Tidak hanya bermain menyamping,” ujar Mustaqim.