Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ditelan Manchester United 0-3 di kandang sendiri pada Minggu (5/2/2017) membuat Leicester City terpuruk ke posisi 16 klasemen. Di tengah kebingungan karena performa tim terus anjlok, sang juara bertahan ini harus tampil lagi pada Rabu (8/2/2017) untuk melakoni laga ulangan Piala FA melawan Derby County.
Penulis: Dedi Rinaldi
Leicester menjalani partai ulangan melawan Derby karena kedua tim bermain imbang 2-2 dalam laga babak keempat di Stadion Pride Park pada 27 Januari lalu. Karena itu, hasil imbang tersebut mesti dituntaskan.
Masalahnya, pertandingan ini terasa berat bagi Leicester. Selain bersedih karena tumbang dengan angka telak oleh United, kekalahan itu juga menimbulkan kebingungan tentang konsentrasi yang harus dikejar.
Leicester harus menentukan prioritas. Apakah tetap berharap besar di ajang Piala FA atau fokus pada pengejaran angka di Premier League mengingat posisi tim yang sudah dekat dengan jurang degradasi.
“Kami harus serius dengan masalah yang terjadi. Jika memang Premier League lebih penting, maka kami akan menggeser konsentrasi di Piala FA ke ajang Premier League,” kata Manajer Claudio Ranieri.
Hanya, menurut Ranieri, hal tersebut tidak mudah. Piala FA sudah menjadi prioritas tinggi bagi banyak klub besar di Inggris. Apalagi, Leicester sendiri sudah melangkah cukup jauh di Piala FA musim ini dengan sampai ke babak keempat.
Celah
Sebenarnya, tidak hanya Piala FA yang mengganggu kubu Leicester. Ada juga jadwal Liga Champions yang harus dipenuhi. Setelah bermain melawan Derby di Piala FA, Leicester kemudian bertemu Swansea City di Premier League.
Bagi Leicester, potensi meraih tiga angka bisa diharapkan saat bertemu Swansea. Usai itu, Leicester kembali berubah konsentrasi. Kali ini terbang ke Spanyol untuk bertemu Sevilla di kancah Liga Champions.
“Kami harus dengan hati-hati menjalani semua pertandingan. Selain fisik yang terkuras, sisi konsentrasi juga terasa melelahkan,” ucap Riyad Mahrez.
Tak pelak, jika Leicester tidak segera menetapkan pilihannya, maka Derby akan mengambil keuntungan lewat memanfaatkan celah kebingungan yang tengah menjerat. Karena itu, pelatih Derby, Steve McClaren, menyatakan timnya akan bermain kompak.
Baca Juga:
“Kami harus main kompak seperti laga pertama di mana kami bisa menahan imbang mereka,” kata McClaren, mantan asisten Sir Alex Ferguson di Manchester United serta eks pelatih timnas Inggris.
Pada pertemuan pertama Leicester memiliki peluang besar untuk menang, ditandai dengan perbedaan penguasaan bola yang signifikan.
Ternyata, penguasaan bola tinggi tidak mampu dimanfaatkan Leicester untuk meraup kemenangan.
Dalam hal prioritas, tampaknya Leicester lebih menyukai Premier League dan Liga Champions, baru kemudian Piala FA. Jadi, untuk saat ini boleh dibilang Derby memiliki peluang untuk menang.