Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Chelsea Vs Arsenal, Narasi Distingsi Ambisi

By Sabtu, 4 Februari 2017 | 12:45 WIB
Bek Chelsea, David Luiz (kiri), dan bek Arsenal, Shkodran Mustafi, akan beradu tangguh dalam laga Premier League di Stadion Stamford Bridge, London, 4 Februari 2017. (CLIVE MASON/GETTY IMAGES, JULIAN FINNEY/GETTY IMAGES)

Belakangan muncul Tottenham Hotspur, tetapi dalam satu setengah dekade terakhir, penggemar sepak bola akan mengingat Chelsea dan Arsenal bila membicarakan klub bagus di London. Hingga keduanya dipisahkan ambisi.

Penulis: Christian Gunawan

Chelsea mencuat berkat pembentukan tim bintang kosmopolitan yang memudahkan perolehan trofi. Arsenal memiliki pendekatan yang lebih hemat, tapi tetap dengan resep mendatangkan pemain bagus.

Hanya, dalam satu dasawarsa terakhir, The Gunners merasakan kesulitan ketika bintang The Blues menunjukkan kualitas setara harga mahal yang dikeluarkan Roman Abramovich untuk mendatangkan mereka.

Ya, pada akhirnya ambisi yang membelah ibu kota Inggris itu. Sesekali Arsene Wenger, arsitek Gunners sejak 1996, bisa menjadi penantang gelar.

Namun, seturut kebijakan klub, yang lebih mementingkan kestabilan finansial daripada performa tim di lapangan hijau, jatah ke Liga Champions menjadi “prestasi” Arsenal selama bertahun-tahun.

Indikasi itu menguat lagi musim ini. Arsenal sempat memperlihatkan diri sebagai kandidat juara dengan menang 3-0 di derbi kontra Chelski di Stadion Emirates pada 24 September.


Bek Arsenal, Shkodran Mustafi (kiri), berduel dengan striker Chelsea, Diego Costa, dalam laga Premier League di Stadion Emirates, London, 24 September 2016.(IAN KINGTON/IKIMAGES / AFP)

Kefavoritan The Blues, walau mendatangkan Antonio Conte, memudar. Sepekan sebelumnya, Chelsea juga keok di tangan Liverpool, yang melawat ke Stamford Bridge.

Setelah dua kekalahan itu, Chelsea tak hanya menolak menyerah. Conte merombak formasi sebelas awalnya dengan memainkan 3-4-3.

Revolusi tersebut menghasilkan 13 kemenangan beruntun yang berujung puncak klasemen dan keunggulan signifikan atas pesaing-pesaing lain. Termasuk Arsenal, walau pasukan Wenger sampai pekan ke-23 berada di peringkat ketiga.

Pembalasan

Arsenal datang ke Bridge pada Sabtu (4/2/2017) dengan niat memangkas defisit sembilan poin. Tugas ini tentu tak gampang. Kekalahan di tangan Liverpool adalah satu-satunya saat Chelski kehilangan poin di Bridge.

Tugas berat Arsenal terlihat dari catatan apik Chelsea di rumahnya. Usai dua kekalahan beruntun pada September, Si Biru menggelontorkan 24 gol dan hanya kebobolan tiga gol di Bridge.

Baca Juga:

Khusus kontra Gunners, walau beberapa kali kalah di era Premier League, Chelsea siap menang lagi di rumahnya seperti di empat musim terakhir.

Arsenal bukan tanpa kesempatan mencuri poin. Mereka sempat memperlihatkan konsistensi.

Setelah kekalahan di pekan pembuka dari Liverpool, Mesut Oezil cs. hanya kalah dua kali di medio Desember.

Sejak Boxing Day, Si Gudang Peluru hanya sekali bermain seri, yakni di Bournemouth, sebelum kalah secara mengecewakan di Emirates Stadium pada tengah pekan lalu di tangan Watford.

Padahal, sebelumnya mental Arsenal tampak menguat. Akhir pekan lalu, Alexis Sanchez mencetak gol kemenangan timnya di pengujung laga.

[video]https://video.kompas.com/e/5303681813001_v1_pjuara[/video]

Keunggulan kondisi fisik pun sulit mendatangkan keuntungan buat Gunners. Mental tuan rumah dipastikan terjaga. Chelsea mesti bertandang ke Liverpool pada tengah pekan, tapi bisa mencuri angka di Anfield.

Di hari yang sama, Arsenal “cuma” menjamu Watford, tapi membiarkan The Hornets pulang dengan tripoin.

Pada akhirnya, perbedaan itu tidak lagi tipis. London sangat condong ke Biru. Chelsea membuat perekrutan apik pada musim panas yang kemudian berperan penting dalam 3-4-3 revolusioner Conte.

David Luiz dikembalikan dan membentuk trio bek yahud bersama Gary Cahill serta Cesar Azpilicueta. N’Golo Kante ditarik dari Leicester dan memberikan ketangguhan di lini tengah. Marcos Alonso menjadi andalan di sayap kiri.

Arsenal bukan tanpa penguatan. Shkodran Mustafi dan Granit Xhaka menambah kekuatan defensif yang musim lalu kurang dari Arsenal. Akan tetapi, keduanya tak serta-merta memberikan pengaruh buat tim seperti pilar-pilar anyar Chelsea.

Wenger pun dipastikan masih mesti memutar otak untuk mengatasi absensi Xhaka akibat kartu merah, selain sang manajer yang juga tak bisa mendampingi timnya karena pengusiran serupa. Efek negatifnya terlihat pada Selasa lalu.

Walau unggul dalam hal mental, Chelsea menegaskan bukan tim yang mudah kehilangan konsentrasi. Conte masih memperhitungkan lawan.

“Sudah barang tentu kami menghadapi tim hebat lagi. Arsenal masih bisa meraih gelar,” kata Conte di ESPN.

Nah, tepat di sana bos asal Italia ini menyelipkan ancaman pembalasan.

“Jangan lupa, kami kalah 0-3 dari Arsenal di laga sebelumnya. Saya pikir laga nanti memberikan kesempatan bagus bagi kami untuk menunjukkan diri berbeda dibandingkan pertemuan kami sebelumnya,” ucap Conte.

Arsenal mesti bersiap melihat Chelsea menjauh di klasemen. 

PRAKIRAAN FORMASI

Chelsea (3-4-3): 13-Courtois, 28-Azpilicueta, 30-D. Luiz, 24-Cahill, 15-moses, 7-Kante, 21-Matic, 3-M. Alonso, 11-Pedro, 19-D. Costa, 10-Hazard, Pelatih: Antonio Conte, 

Arsenal (4-2-3-1): 33-Cech, 5-G.Paulista, 20-Mustafi, 6-Koscielny, 18-Monreal, 8-Ramsey, 34-Coquelin, 17-Iwobi, 11-Oezil, 7-Sanchez, 12-Giroud, Pelatih: Arsene Wenger

PREDIKSI: BOLA: 55-45, Asian Bookie: 0 : 0, William Hill: 1 (9/8) X (12/5) 2 (23/10), Betbrain: 1 (2,12) X (3,52) 2 (3,46)


(ANDREAS JOEVI/JUARA.NET)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P