Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indra Sjafri Tinggalkan Cara Lama di Timnas U-19

By Sabtu, 4 Februari 2017 | 17:43 WIB
Pelatih Indonesia U-19, Indra Sjafri, berpose seusai seusai melakukan pertemuan dengan PSSI di kantor induk organisasi sepak bola nasional itu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2017) sore WIB. (SEGAF ABDULLAH/JUARA.NET)

Indra Sjafri resmi menandatangani kontrak sebagai pelatih Indonesia U-19, Selasa (31/1/2017). Dalam kontrak berdurasi satu tahun itu, Indra diharapkan salah satunya bisa mengembalikan kejayaan Garuda Muda di Piala AFF U-19.

Penulis: Ferry Tri Adi

Selain target juara Piala AFF U-19 2017 (edisi ini usia diturunkan menjadi U-18, red.) seperti gelar jawara pada edisi 2013, Indra juga dibebani target tinggi di Kualifikasi Piala AFC U-19 2017 pada Oktober mendatang.

Garuda Muda tentu ingin mengulangi kelolosan ke putaran final Piala AFC U-19 lalu berjuang meraih tiket ke Piala Dunia U-20, yang pada 2013 gagal didapatkan Indra.

Indra Sjafri resmi teken kontrak untuk melatih Indonesia U-19 selama satu tahun dengan opsi tiap tahun diperbarui kontraknya. Target juara Piala AFF U-19 2017. Tidak boleh keberatan kalau hanya di tingkat Asia Tenggara,” ujar Edy Rahmayadi, Ketua Umum PSSI.

Demi mencapai target tersebut, pelatih berusia 53 tahun itu ingin dengan segera membentuk fondasi tim bekerja sama dengan berbagai pihak, semisal Direktur Teknik PSSI, Danurwindo.

Ia juga mau meninggalkan cara lamanya mencari pemain, yang dikenal dengan nama blusukan, karena melihat dukungan dari berbagai aspek seperti regulasi kompetisi dan turnamen usia muda.

“Target dari federasi realistis. Saya berani. Karena itu, saya harus berkoordinasi dengan Direktur Teknik PSSI untuk meminta data-data pemain dan lawan yang dihadapi. Cara blusukan tak harus dipopulerkan lagi karena dulu kompetisi dan tim pencari bakat tidak berjalan baik. Sekarang, banyak turnamen seperti Piala Suratin dan turnamen antardiklat," kata Indra.

Baca Juga:

"Tim yang mengurusi hal teknis seperti itu juga sudah mengumpulkan beberapa pemain. Saya pun masih punya kontak orang-orang di daerah tempat saya blusukan dulu. Ada juga Asosiasi Provinsi PSSI yang bisa membantu,” tambahnya.

"Jadi, saya tetap mengapresiasi kalau ada pemain yang memang pantas untuk diseleksi. Masih ada empat pemain dari tim Eduard Tjong yang bisa saya bawa," lanjutnya.

Regulasi kompetisi Liga 1 juga memudahkan kerja Indra menjaring pemain terbaik di Tanah Air. Pelatih yang sebelumnya menangani Bali United itu menilai regulasi yang mewajibkan memainkan tiga pemain U-23 minimal 45 menit bisa dimanfaatkan untuk program Indonesia U-19.

“Kami akan memantau semua anak Indonesia. Hasil diskusi dengan PSSI, Februari sudah melakukan pencarian bakat. Saya perkirakan mulai Maret sudah bisa pemusatan latihan, itu pun harus menyesuaikan dengan kalender PSSI,” kata Indra.

"Program ini harus didukung semua pihak, termasuk PSSI dan klub. Kalau pemain yang dipanggil Indonesia U-19 kelahiran 2000, 2001, dan maksimal Januari 1999, sementara kompetisi atau turnamen masih berjalan, saya ingin mereka diberi jam terbang di klubnya," ucapnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P