Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Seharusnya pertemuan antara Kamerun dan Ghana terjadi di partai final, bukan di babak semifinal. Namun, apa boleh buat, kedua tim yang memiliki nama besar ini sudah harus berjumpa di semifinal pada Kamis (2/2) di Stade de Franceville.
Penulis: Dedi Rinaldi
Keduanya lolos dari babak perempat final dengan kerja keras dan melalui laga dramatis. Kamerun mengalahkan Senegal yang diperkuat bintang Liverpool, Sadio Mane, lewat drama adu penalti. Kamerun menaklukkan Senegal dengan skor 5-4.
Yang menarik, kegagalan Senegal justru terjadi ketika Mane, yang menjadi penendang kelima, menjadi satu-satunya eksekutor yang gagal.
Sementara itu, Ghana melangkah ke babak semifinal setelah melewati perlawanan sengit Republik Demokratik Kongo, yang berhasil dijinakkan dengan skor 2-1. Lagi-lagi Jordan Ayew dan saudaranya, Andre Ayew, menjadi bintang bagi timnya.
Lantas, bagaimana dengan babak semifinal? Melihat sejarah, manajer Ghana, Avram Grant, mengaku menyesal karena sudah harus bertemu Kamerun di babak semifinal.
Tapi, pelatih asal Israel yang pernah menukangi Chelsea ini mengaku siap untuk menuntaskan nama besar Kamerun.
“Ini kesempatan terbaik untuk meraih gelar juara Piala Afrika pertama sejak edisi 1982. Kami akan memanfaatkannya dengan baik,” kata Grant.
Kamerun tentu tidak akan tinggal diam karena kedua tim ini layak disebut sebagai jagoan. Dalam tiga pertemuan terakhir, keduanya saling mengalahkan. Jadi, laga semifinal di altar Piala Afrika 2017 ini memang menarik untuk dinantikan.
Hugo Broos sebagai pelatih Kamerun menekankan bahwa alur permainan seperti saat mendorong Senegal ke arah adu penalti bisa saja dilakukan kembali mengingat Ghana memiliki serangan yang gencar.