Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah mencoba berbagai formasi di 2016-2017, pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, tampaknya telah menemukan strategi yang tepat buat timnya: 4-2-3-1. Bila melihat komposisi di skuat, semua pemain I Bianconeri dapat senang dengan taktik baru ini.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Allegri berani meninggalkan modul favorit Juve selama beberapa musim terakhir, yakni 3-5-2, karena permainan tim yang kurang mengalir sehingga berujung pada hasil seri bahkan kalah.
Beberapa pola dicoba sebelum penerapan 4-2-3-1, seperti 4-3-1- 2, 4-3-3, dan 4-4-2. Namun, hasil belum sesuai harapan Juve.
Menggunakan 4-2-3-1, Sang Zebra memenangi tiga partai terkini. Tak pelak, formasi itu dianggap tepat untuk menggantikan dua formula sebelumnya yang tak lagi ampuh menaklukkan lawan.
Memang, terlalu cepat untuk memvonis. Akan tetapi, optimisme akan 4-2-3-1 itu muncul gara-gara para rival yang Juve tundukkan cukup berat: Lazio dengan skor 2-0 di Serie A (22/1), AC Milan 2-1 di Coppa Italia (25/1). dan Sassuolo 2-0 di liga (29/1).
Skema 4-2-3-1 sesungguhnya awam di sepak bola berhubung banyak tim menggunakannya.
Yang membedakan dengan racikan Allegri adalah banyaknya pemain bernaluri menyerang yang diturunkan.
Pada tiga penampilan terakhir, Allegri menempatkan tiga sosok berposisi asli striker: Gonzalo Higuain sebagai ujung tombak, Paulo Dybala sang gelandang serang tengah, dan Mario Mandzukic sebagai gelandang serang kiri.
Pemain bernaluri menyerang lainnya adalah Juan Cuadrado dan Miralem Pjanic.