Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Seret Gol, Piala Afrika Menyerupai Piala Eropa

By Anju Christian Silaban - Selasa, 31 Januari 2017 | 23:00 WIB
Striker Republik Demokratik Kongo, Junior Kabananga, mencetak gol ke gawang Toto pada partai Grup C Piala Afrika di port-Gentil, 24 Januari 2017. (JUSTIN TALLIS/AFP)

 Penurunan produktivitas gol terlihat pada Piala Afrika 2017. Hanya 58 gol tercipta dalam 28 pertandingan hingga semifinal atau rata-rata 2,07 gol per laga.

Minimnya penciptaan gol di Gabon tidaklah mengherankan apabila melihat tren dalam beberapa edisi terakhir.

Pada Piala Afrika 2015, rasio gol per partai cuma 2,13. Angka terakhir menunjukkan penurunan dibandingkan edisi 2013 yang menyajikan 2,16.

Ditilik lebih dalam lagi, lima perhelatan Piala Afrika terakhir tidak pernah diwarnai rasio lebih dari 2,5 gol per laga.

Edisi 2012 cuma menghadirkan 2,38 gol per partai, sedangkan dua tahun sebelumnya hanya 2,45 gol setiap laga.

Serangkaian catatan tersebut berbanding terbalik dengan Piala Afrika 2008. Itulah turnamen terakhir yang menyajikan rasio 3 gol per partai.


Rasio gol per laga dalam Piala Afrika enam edisi terakhir. (ANDREAS JOEVI/JUARA)

Lantas, mengapa Piala Afrika bisa mengalami seret gol?

Gaya pragmatis bisa menjadi salah satu jawaban. Tengok saja Grup B yang perjalanan Burkina Faso atau Kamerun lolos dari Grup A.

Baca Juga:

Burkina Faso cuma mencetak empat gol untuk meraih dua kemenangan dan satu imbang di fase grup.

Kamerun lebih parah lagi. Mereka cuma menciptakan tiga gol dalam tiga pertandingan babak grup.

Kegagalan Kamerun mencetak banyak gol bisa dimaklumi menilik komposisi lini depan mereka. Tak ada lagi striker tajam seperti Samuel Eto'o, Patrick Mboma, atau Roger Milla.

Pelatih Hugo Broos cuma mengandalkan pemain tumpul seperti Benjamin Moukandjo, Vincent Aboubakar, dan Karl Toko Ekambi. Cuma Moukandjo yang mampu mencetak gol di Piala Afrika.

Kini, Kamerun dan Burkina Faso sudah menginjak babak semifinal. Kalau bisa menjadi juara dengan tren serupa, Kamerun atau Burkina Faso bisa mengulang kiprah Portugal pada Piala Eropa 2016. Cristiano Ronaldo cs meraih gelar hanya berbekal sembilan gol dalam tujuh laga.

Setali tiga uang dengan Benua Hitam, turnamen antarnegara Benua Biru tahun lalu juga diwarnai minim gol dengan rasio 2,12 per partai.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P