Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, mengakui bahwa dirinya sempat lama menanggalkan formasi 4-2-3-1.
Sistem tersebut diterapkan Allegri dalam dua pertandingan terakhir Juventus, yaitu saat melawan Lazio, Minggu (22/1/2017), dan AC Milan, Rabu (25/1/2017).
Banyak pihak terkejut dengan keputusan Allegri. Sebab, sang juru taktik tidak pernah mengusung formasi 4-2-3-1 di Serie A.
Allegri menggunakan 3-5-2 dan 4-3-1-2 bersama Juventus. Formasi terakhir juga diterapkan Allegri ketika mengasuh AC Milan dan Cagliari.
Lantas, kapan terakhir kali Allegri mengandalkan sistem 4-2-3-1?
"Formasi 4-2-3-1 bukanlah sesuatu yang baru. Saya menggunakan sistem ini ketika menangani SPAL," tutur Allegri.
"Setelah itu, saya tidak lagi menerapkannya karena tidak menemukan pemain yang cocok," ucap dia.
Artinya, selama 12 tahun, Allegri tidak menggunakan formasi tersebut. Sebab, dia tercatat menangani SPAL dari 2004 hingga 2005.
31 - Gonzalo #Higuain has the highest shot conversion rate (31%) among the players with 10+ goals in the Serie A 2016/17. Killer. pic.twitter.com/8J0ouAaJ8z
— OptaPaolo (@OptaPaolo) January 23, 2017
Mario Mandzukic menjadi sosok kunci yang membuat Allegri mengubah kebiasaannya. Dalam formasi 4-2-3-1, pemain asal Kroasia itu diplot sebagai sayap kiri.
Sempat dituturkan oleh Allegri, Mandzukic bekerja tanpa mengenal lelah di posisi barunya, baik saat menyerang maupun bertahan.
"Sistem 4-2-3-1 bisa bekerja apabila setiap pemain memiliki keinginan untuk berkorban dan menjalani fungsi bertahan dengan baik," kata Allegri.
Besar kemungkinan, formasi serupa kembali digunakan Allegri saat Juventus melawan Sassuolo pada partai lanjutan Serie A di Stadion Mapei, Minggu (29/1/2017).
Hanya, sang pelatih menyiapkan rotasi karena beberapa pemain mengalami kelelahan pasca laga kontra Milan.
"Saya harus memilih antara Marko Pjaca atau Juan Cuadrado. Saya juga memiliki keraguan terkait pemilihan Romas Rincon atau Sami Khedira," tutur Allegri.