Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer Liverpool, Juergen Klopp, tidak memungkiri bahwa tren menurun yang dialami timnya tidak lepas dari faktor kelelahan.
Pemicunya adalah gaya permainan Klopp atau dikenal dengan sebutan gegenpressing. Gaya itu menuntut pemain untuk terus berlari menekan lawan.
Contoh hangat saat Liverpool menang 1-0 atas Manchester City pada partai Premier League di Stadion Anfield, 31 Desember 2016. Secara kolektif, pemain Liverpool menempuh jarak 121 kilometer dalam laga itu.
Setelah pertandingan itu, tim beralias The Reds mengendur. Mereka mengalami dua hasil imbang dan satu kekalahan dalam tiga partai terakhir liga.
Akan tetapi, Klopp menepis anggapan kaki-kaki yang lelah akibat gegenpressing.
"Intensitas pertandingan melawan Man City begitu tinggi. Dua hari kemudian, kami harus bermain Sunderland. Kami sekadar kelelahan dalam hal pikiran," tutur Klopp.
"Laporan saat latihan tidak berubah. Mereka menunjukkan kondisi fisik tinggi seperti sebelumnya, terutama dalam hal jarak tempuh," ucap dia.
4. Jürgen Klopp is still overperforming with this current Liverpool team, despite recent form - https://t.co/IA9dAGC99P
— Squawka Football (@Squawka) January 26, 2017
By @gregianjohnson. pic.twitter.com/H5VRl3wTyF
Baca Juga:
Klopp juga meminta agar publik tidak selalu melihat performa timnya dari kilometer yang ditempuh selama 90 menit.
Menurut dia, aspek tersebut tidak bisa menentukan baik atau buruknya permainan The Reds.
"Dalam satu atau dua laga, kami berlari lebih sedikit, benar. Namun, sepak bola bukan menyoal itu, melainkan pengambilan keputusan. Dalam hal ini, kami masih menjalani proses," tutur Klopp.
Terlepas dari apa dalih Klopp, Liverpool harus segera mengembalikan performa terbaik. Sebab, jadwal berat menanti mereka.
Mereka akan melawan Wolverhampton Wanderers pada laga babak keempat Piala FA, Sabtu (28/1/2017), lalu bersua Chelsea pada partai lanjutan Premier League, Selasa (31/1/2017).