Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Klub Indonesia Diminta Lebih jeli soal Dampak Pembatasan Usia ke Sisi Bisnis

By Sabtu, 28 Januari 2017 | 12:13 WIB
Dari kanan ke kiri: Bambang Nurdiansyah, Valentino Simanjuntak, dan Hidayat, menjadi narasumber dalam acara Forum Diskusi BOLA di Jakarta, 25 Januari 2017. (SEGAF ABDULLAH/JUARA.NET)

Kongres PSSI di Bandung, 8 Januari, memunculkan draf regulasi mengejutkan. Federasi sepak bola Indonesia berencana membatasi usia pemain di dua tingkatan kompetisi teratas.

Penulis: Kukuh Wahyudi

Dalam kasta tertinggi yang bakal berlabel Liga 1, PSSI mewacananakan bakal membatasi klub jika ingin mengontrak pemain berusia di atas 35 tahun, yakni hanya boleh dua nama.

Selain itu, klub pun diwajibkan mengontrak minimal lima pemain U-23 yang tiga di antaranya diharuskan turun sebagai starter.

Di Liga 2, klub hanya boleh mengontrak lima pemain yang berusia di atas 25 tahun. Artinya, kasta kedua akan didominasi oleh nama-nama U-23.

Kebijakan tersebut pun menuai pro kontra, terutama dari sisi bisnis. Batasan pemain seperti itu dianggap dapat menurunkan nilai komersial kompetisi dan klub.

Pemain senior berusia di atas 35 tahun yang seharusnya bisa mendatangkan nilai jual bisa tersingkir akibat kebijakan tersebut.

Padahal, masih ada beberapa nama, sebut saja Cristian Gonzales (Arema) dan Bambang Pamungkas (Persija). Kehadiran dua sosok itu dikatakan manajemen klub bisa mendatangkan sponsor.

Begitu juga pemain dengan usia emas bisa tergusur karena klub lebih memilih mengontrak nama U-23 untuk sekadar menjalankan regulasi. Walhasil, kualitas tim bisa berkurang sehingga tak menarik dari mata sponsor.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat, mengakui bahwa memunculkan kebijakan tersebut bukan tanpa gejolak.