Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Maverick Vinales tak akan pernah melupakan pengalaman pertamanya naik podium di Sirkuit de la Sarthe, Perancis, Mei tahun lalu. Rahasia di balik itu akan ia pakai untuk mengarungi musim 2017.
Penulis: Persiana Galih
Kala pertama kali naik podium di MotoGP itu tak terlupakan bagi Vinales. Soalnya, ajang itu menjadi bukti pembelajarannya setelah gagal di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, sebulan sebelumnya.
"Saya sangat kecewa di Argentina kerena jatuh. Di sisi lain, saya berkata pada diri sendiri bahwa itu adalah pelajaran untuk balapan berikutnya," tutur Vinales pada Cycle World.
Dari sisi jam terbang, Vinales yang akan menjalankan debutnya di Yamaha musim ini memang terpaut jauh dengan pebalap bintang lain. Tapi, bagi pebalap muda dengan segudang ambisi ini, ia dikenal pandai menyontek kemampuan pebalap lainnya.
Sejauh ini, Vinales mengaku telah menyontek kemampuan balap dari empat bintang. Jadi, jika Anda seorang Marc Marquez atau Valentino Rossi, sebaiknya Anda berhati-hati berunjuk gigi di depan pebalap 22 tahun ini.
Lima Hal yang Vinales Contek dari Pebalap Lain
1. Kecepatan (Marc Marquez dan Jorge Lorenzo)
Setelah diberi penghargaan sebagai Rookie of The Year 2015, Vinales mengaku menyontek gaya balap Marc Marquez (Honda) dan Jorge Lorenzo (Yamaha/2015).
Baginya, kedua pebalap ini mampu mengoptimalkan kemampuan mesinnya masing-masing. Tak hanya itu, diam-diam ia juga telah menyimpan rahasia di balik kemampuan Marquez dalam mengontrol throttle alias gas, terutama saat berakselerasi.
2. Cornering (Jorge Lorenzo)
Di mata Vinales, Lorenzo adalah raja tikungan. Sekalipun baginya Lorenzo bukanlah pebalap dengan late braking yang handal.
"Bagi saya, Jorge Lorenzo paling bagus dalam menikung. Sangat sulit untuk membuat gerakan sepertinya," kata Vinales. Ia mengaku telah mengantongi rahasia gestur tubuh Lorenzo saat lean angle (sudut kemiringan antara pebalap dan garis vertikal). "Betapa indahnya saat Lorenzo berada di tikungan," tuturnya.
3. Pengereman (Valentino Rossi)
Soal pengereman, tampaknya Vinales banyak belajar dari senior satu timnya, Valentino Rossi. Meski demikian, ia mengaku belum mampu menciptakan pengereman sebaik Rossi.
"Masih banyak hal yang harus saya kembangkan di Yamaha seperti dalam hal pengereman, terutama ketika berhadapan dengan Marquez dan Rossi. Kedua pebalap tersebut sangat andal dalam hal itu," ujar dia.
Tapi setidaknya, setelah berseragam Yamaha, ia kini mengetahui bagaimana cara Rossi mengembangkan kemampuannya itu. "Rossi berlatih keras secara diam-diam, dan saya rasa itu merupakan salah satu kunci kesuksesannya," kata Vinales.
4. Menyalip (Marc Marquez dan Valentino Rossi)
Bukan hal sulit bagi Vinales mempelajari cara menyalip Rossi dan Marquez. Pasalnya, kedua "gurunya" ini memang sering terlibat aksi salip-menyalip di beberapa GP pada musim 2015 dan 2016.
Dalam hal ini, Vinales mengaku mempelajari gaya kedua pebalap bintang setelah kecewa dengan penampilannya pada GP Argentina 2016.
"Saya sedih sekaligus senang. Sedih dengan hasil akhir ini dan senang karena bisa bertarung di barisan depan," tutur dia. Dalam GP itu, akhirnya Vinales terhempas karena terlalu melebar saat hendak menyalip Rossi. "Setelah GP Argentina itu, saya merasa cukup berpengalaman untuk bersaing di posisi depan," katanya.
5. Trek Basah (Yonny Hernandez)
Dalam urusan menjajal trek basah, setiap pebalap punya caranya sendiri. Tak terkecuali Vinales yang banyak belajar dari pebalap Kolombia, Yonny Hernandez (Aspar Ducati/2016).
Menurut dia, meski kini telah kembali ke Moto2, Hernandez adalah pebalap terbaik saat berlaga di aspal basah. Sedikit banyak, Vinales belajar dari Hernandez yang cukup bernyali dalam trek sulit ini.
Saat menghadapi trek basah, wajar jika pebalap khawatir memacu kuda besinya. Lain halnya dengan Hernandez yang justru semakin berani mengebut.