Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam bahasa Indonesia, kata sterling berarti berharga. Kata tersebut saat ini tidak pantas menggambarkan diri sayap Manchester City, Raheem Sterling.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Musim 2016/17 merupakan musim kedua Sterling di Stadion Etihad sejak bergabung dari Liverpool pada musim panas 2015.
City berekspektasi besar pada kemampuan pemain kelahiran Jamaika itu. Buktinya adalah uang sebesar 49 juta pound plus usaha amat gigih untuk mengeluarkan Sterling dari Anfield.
Ya, kubu The Citizens menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menggoda Sterling dan agennya, Aidy Ward, sehingga bikin Liverpool sempat berang.
Upaya keras City sampai saat ini belum dibayar lunas oleh Sterling lewat performa di lapangan. Belum ada kontribusi signifikan dari sayap berusia 22 tahun itu selama 18 bulan di City.
Terhitung sejak akhir September 2016 hingga gim kontra Tottenham (21/1), Sterling baru mengemas satu gol dalam 15 penampilan EPL. Cuma gawang Arsenal (18/12) yang dibobolnya.
Hal itu dapat dilihat dari perbandingan statistik Sterling di Premier League 2015/16 dan musim ini. Diketahui bahwa dengan jumlah pekan liga yang sama, kontribusi Sterling buat City di 2016/17 setali tiga uang dengan musim lalu.
Sampai pekan ke-22 EPL 2015/16, Sterling mencetak lima gol dalam 20 penampilan. Musim ini, ia juga mengukir lima gol. Tak hanya soal gol, aspek-aspek dalam serangan lainnya pada 2016/17 juga tidak begitu jauh berbeda dari musim lalu.
Memang, total lima gol itu membawa Sterling sebagai pencetak gol terbanyak kedua City di liga setelah Sergio Aguero (11 gol). Akan tetapi, fakta itu terasa tidak berarti sebab ia sedang seret gol.
Terhitung sejak akhir September 2016 hingga gim kontra Tottenham (21/1), Sterling baru mengemas satu gol dalam 15 penampilan EPL. Cuma gawang Arsenal (18/12) yang dibobolnya.
Catatan tersebut jauh dari keinginan Manajer Pep Guardiola yang, seperti diakui Sterling, berharap sang penyerang lebih aktif dalam serangan.
"Guadiola meminta saya untuk terlibat langsung dalam mencetak gol dan membuat peluang," kata Sterling pada akhir Desember di Sky Sports.
Ada satu fakta unik yang terjadi di City musim ini. Skuat besutan Pep Guardiola itu tidak pernah kalah saat Sterling membuat gol atau assist.
Sebanyak enam gol dan sembilan assist dari Sterling tercipta di 12 partai di seluruh kompetisi 2016/17.
Hasilnya, City cuma seri satu kali dan laga-laga lainnya berakhir dengan kemenangan. Periode mengilap Sterling di 2016/17 terjadi pada pertengahan Agustus sampai 28 September di mana ia mencetak lima gol dan lima assist dalam sembilan gim di semua ajang. City pun tanpa kekalahan.
Di sisi lain, Sterling nirkontribusi pada 2-29 Oktober. Dia bermain enam kali pada periode itu dan City hanya menang sekali, yakni dengan skor 4-0 atas West Brom (29/10). Sisanya berakhir dengan tiga kekalahan dan dua seri.
City sedang sulit menang lagi belakangan di mana mereka kalah telak 0-4 atas Everton (15/1) dan seri 2-2 dengan Tottenham setelah lebih dulu unggul 2-0.
Berdasarkan tren ini, City sepertinya perlu berharap Sterling dapat menemukan performa bagus di awal musim ini agar kembali ke jalur kemenangan.
Sterling wajib merealisasikannya. Bagaimanapun, ia masih punya pekerjaan rumah yang belum tuntas, yaitu membuktikan dirinya memang berharga dan pantas ditebus sebesar 49 juta pound 18 bulan silam.