Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Direktur Teknik FIFA, Marco van Basten, dikecam dunia karena rencananya merevolusi permainan sepak bola. Tetapi, Van Basten didukung oleh Ajax.
Pelatih Ajax Amsterdam, Peter Bosz, belum lama ini berkomentar tentang rencana Van Basten menghapus babak adu penalti dengan shoot-out, duel satu lawan satu antara pemain kontra kiper.
"Marco menelepon saya untuk menyatakan keinginan menyaksikan kami melakukan latihan (shoot-out)," kata Bosz pada 20 Januari 2017.
"Saya menjawab, ya," begitu ucap sang pelatih.
Baca juga:
Pada Rabu 25 Januari 2017, Ajax pun untuk pertama kali melakukan latihan shoot-out. Namun, tidak diketahui apakah Van Basten menyaksikan sesi latihan di Kompleks De Toekomst, Amsterdam itu.
Dalam latihan itu, tampak kapten Davy Klaassen dan penyerang remaja Justin Kluivert sukses menaklukkan kiper. Namun, gelandang berteknik istimewa Hakim Ziyech gagal.
Dalam duel satu lawan satu melawan kiper, begitu wasit meniup pluit seorang pemain langsung menggiring bola dari jarak 25 meter dari gawang.
Pemain hanya memiliki waktu delapan detik untuk memasukkan bola ke gawang. Sementara sang kiper tak boleh keluar dari kotak penalti.
Van Basten ingin menerapkan sistem itu di Piala Dunia 2026, sejak fase grup ketika pertandingan berakhir imbang selama 90 menit.
Mantan penyerang tim nasional Belanda, Ajax, dan AC Milan itu juga ingin menghapus offside dan membatasi jumlah pelanggaran pemain.
"Sepak bola akan lebih atraktif. Para penyerang memiliki lebih banyak kesempatan dan akan ada lebih banyak gol yang tercipta. Di hoki lapangan, offside dihapus dan tidak ada masalah," kata Van Basten kepada Bild.
Banyak yang tidak menyetujui rencana Van Basten.
"Benar-benar omong kosong," kata mantan gelandang Manchester United dan Leeds United, John Gilles.
"Sepak bola yang kita cintai tidak membutuhkan perubahan peraturan," ujar Manajer Liverpool FC, Juergen Klopp.