Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Arsitek sirkuit kepercayaan F1 dan MotoGP, Hermann Tilke, sangat tahu kepentingan sebuah tontonan ketika dia membuat sirkuit baru. Soalnya, dia mesti menjawab tantangan dari sirkuit-sirkuit legendaris yang punya keunikan masing-masing.
Penulis: Arief Kurniawan
Paling tidak, tiga sirkuit yang melegenda di Eropa yang hingga kini bentuknya tak berubah drastis, yakni Silverstone di Inggris, Monza di Italia, dan Spa-Francorchamps di Belgia, memiliki semua persyaratan yang membuat adrenalin para pebalap meninggi.
Untuk mengimbanginya, Tilke mesti membuat sirkuit yang memiliki tikungan-tikungan menantang.
Mungkin tidak mampu mengalahkan sensasi trio Maggots- Becketts-Chapel di Silverstone, atau Parabolica di Monza, atau pula Eau Rouge di Spa, tetapi menciptakan sensasi baru adalah ciri khas Tilke.
Sepang di Malaysia, misalnya, memiliki tikungan 5,6,7,8 yang mengalir cepat. Lalu, Istanbul di Turki dengan tikungan 8 yang fantastis.
Tikungan 8 di Istanbul ini begitu disukai oleh para pebalap karena sesungguhnya terdiri dari tiga belokan kecil cepat, mengalir berlawanan dengan arah jarum jam, menurun lalu menanjak. Sensasi itu menjadi satu di sana.
Sejak tikungan 8 di Istanbul menjadi fenomenal, Tilke membuat model tikungan serupa. Di India, Abu Dhabi, dan Amerika dia mencoba meracik sensasi yang sama.
DATA JAKABARING
Beda di MotoGP
Menariknya, justru untuk MotoGP Tilke menciptakan sensasi tersendiri. Sirkuit-sirkuit legendaris buat balap motor memang berbeda dengan F1. Assen di Belanda, Laguna Seca di Amerika, dan Phillip Island di Australia adalah rujukannya.
Trek karya arsitek berusia 62 tahun yang khusus dibuat untuk MotoGP terkini adalah Motorland Aragon. Di Aragon, dia mengambil sensasi dari Laguna Seca, tepatnya Tikungan Corkscrew.
Tilke hanya mengubah arah, dari kiri-kanan di Corkscrew menjadi kanan-kiri. Hasilnya, para pebalap ternyata menyukainya.
Bagaimana dengan Jakabaring? Kalau melihat denahnya, Tilke mengombinasi dua sirkuit yang terkenal cepat dan mengalir, Phillip Island dan Assen. Ini terlihat selepas tikungan 5 atau setelah lintasan lurus kedua.
Baca Juga:
Jakabaring sendiri bakal masuk kategori sirkuit cepat karena terdiri dari tiga lintasan lurus dan sisanya bagian berliku nan mengalir, di mana para pebalap tanpa perlu mengendurkan gas selama menikung.
Sementara itu, bagian yang kemungkinan besar bakal disukai para pebalap terhadap Jakabaring adalah sejak tikungan 8 hingga 12.
Yang potensial membuat sensasi adalah karena sejak keluar tikungan 8 para pebalap masih tetap tancap gas walau mereka harus melibas belokan melengkung yang panjang.
“Jakabaring sangat bagus, saya suka sekali. Lahan 120 hektar ini sangat cocok untuk dibuat sirkuit fantastis,” kata Tilke ketika mengunjungi calon lokasi sirkuit, seperti diceritakan Kadispora Pemprov Sumsel, Akhmad Yusuf Wibowo, yang menemaninya.
Yusuf memang banyak menemani Tilke selama kunjungan lokasi dan perencanaan dan menegaskan bahwa sang arsitek itu tampak sangat serius dan senang dengan lokasinya.
“Tilke yakin Jakabaring bakal disukai para pebalap,” ujar Yusuf. “Yang pasti, Jakabaring untuk sementara dikhususkan bagi balapan MotoGP dulu, belum F1.” Selamat datang, sensasi baru!
SIRKUIT F1-MOTOGP TILKE