Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah dua kali hanya bermain imbang, eksistensi Pantai Gading menjadi pertanyaan. Berangkat ke Piala Afrika 2017 dengan tekad mempertahankan status juara, tetapi sekarang untuk sekadar lolos dari penyisihan grup saja sudah sulit.
Penulis: Dedi Rinaldi
Pantai Gading belum sekali pun meraih kemenangan pada dua laga awal Piala Afrika 2017 di Grup C.
Setelah ditahan imbang Togo dan kemudian Republik Kongo, tak pelak laga terakhir grup melawan Maroko pada Selasa (24/1) bakal menjadi ajang pembuktian.
Tidak ada pilihan lagi bagi Pantai Gading selain memenangi pertandingan. Eric Bailly dkk. mesti serius dan berkeringat deras.
Pasalnya, Maroko merupakan tipe tim yang tak mau berlama-lama tenggelam dalam penyesalan.
Kengototan Maroko membuat tim dari negeri Magribi ini menempati posisi kedua di klasemen grup, sementara Pantai Gading di posisi ketiga. Tempat teratas ditempati Republik Kongo, sedangkan Togo berada di dasar klasemen.
Dalam hal materi, Pantai Gading pantas untuk ditempatkan di atas Maroko.
Pemain-pemain dengan nama besar bercokol di sini. Sosok sekelas Salomon Kalou, Bailly, Wifried Zaha, Serge Aurier, dan Adama Traore merupakan jaminan kesuksesan.
Pada faktanya Togo, yang hanya mengandalkan mantan striker Arsenal, Emmanuel Adebayor, serta Republik Kongo, yang mengandalkan Neeskens Kebano, mampu menahan imbang tim Pantai Gading yang bertabur bintang.
Sektor belakang kawalan Bailly, juga konsentrasi kiper Sylvain Gbohouo, ditengarai menjadi titik lemah Pantai Gading. Begitu juga sektor depan yang masih belum menemukan harmoni antara striker Wilfred Bony dan Zaha.
[video]https://video.kompas.com/e/5294350857001_v1_pjuara[/video]
Bangkit
Yang pasti, Pantai Gading harus bekerja superkeras karena Maroko sudah menempatkan laga terakhir grup sebagai target.
Selain itu, pelatih Maroko, Herve Renard, merupakan sosok yang paham Pantai Gading serta sepak bola Afrika secara umum.
Pelatih asal Prancis berusia 48 tahun ini memang memiliki pengalaman cukup mengesankan di ajang Piala Afrika, yaitu pelatih pertama yang menjadi juara Piala Afrika dengan dua negara berbeda.
Renard pernah membawa Zambia dan Pantai Gading masing-masing menjadi kampiun Piala Afrika 2012 dan 2015.
“Saya akan menggunakan pengetahuan untuk mengalahkan Pantai Gading,” kata Renard.
Maroko telah dibentuk Renard menjadi tim yang ngotot dan bermental kuat. Pertandingan melawan Togo, yang berakhir dengan kemenangan 3-1, menjadi bukti tentang keuletan Maroko.
Kualitas Maroko memang tak bisa diremehkan dengan mengandalkan pemain seperti Aziz Beuhaddouz, Romain Saiss, dan Youssef En-Nesyri.