Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Mereka yang tergabung dalam tim perburuan ikan paus harus tangguh, disiplin dan punya karakter. Mereka juga harus merupakan pekerja keras dan pantang menyerah karena berburu ikan paus itu tidak mudah,” ucap Lambertus Hurek, Kepala SKO.
"Tak hanya itu, karena ini tim jadi harus ada kerja sama dan kekompakan. Lebih dari itu para pemburu harus memiliki hati yang bersih," katanya.
“Pemburu yang sedang cekcok dengan istri atau keluaganya tidak diizinkan berburu. Rumah tangganya harus aman dan tenteram. Bila tidak, perburuan bakal mendapat halangan. Jadi, siswa SKO dididik menjadi atlet yang disiplin, tangguh, dan memiliki karakter. Dia harus berhati bersih, yang berarti jujur dan menjunjung sportivitas,” tutur Lambertus lagi.
Solusi
Menurut Hurek, SKO didirikan untuk menjadi solusi pencarian bibit bertalenta di NTT. Tidak hanya atlet sepak bola, tapi juga cabang-cabang olah raga lain.
Didirikannya SKO ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap siswa yang berprestasi di cabang olah raga, yang ironisnya gagal di akademik. Nilai-nilai pelajaran mereka selalu rendah karena tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah umum.
“Siswa yang punya prestasi di cabang olah raga tidak bisa menyesuaikan diri dengan jadwal sekolah umum. Waktu mereka dihabiskan untuk berlatih,” kata Lambertus Ara Tukan, Sekretaris Umum Asprov PSSI NTT.
Baca Juga:
"Lelah karena berlatih, akibatnya mereka mengantuk dan tertidur saat pelajaran di kelas. Berbeda bila mereka bersekolah di SKO. Sekolah yang menyesuaikan jadwal latihan siswa. Dengan demikian, siswa tidak mengalami kesulitan mengikuti pelajaran. Harapannya, prestasi akademik siswa tidak turun, prestasi olah raga mereka juga terus naik," ucapnya.
Menurut dia, SKO menjadi solusi untuk mendapatkan pesepak bola bertalenta. Pasalnya, atlet yang masuk SKO berasal dari berbagai daerah di NTT. Saat dilakukan seleksi untuk pembentukan tim yang tampil di salah satu ajang sepak bola, daerah tidak perlu mengirim atletnya.