Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Juergen Klopp Tantang Kutukan Piala Liga

By Rabu, 25 Januari 2017 | 10:43 WIB
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, saat mendampingi para pemainnya melawan Plymouth Argyle dalam partai Piala FA di Home Park, Plymouth, Rabu (18/1/2017) (BEN STANSALL/AFP)

Liverpool masih tercatat sebagai klub pengumpul gelar terbanyak di Piala Liga. Namun, relasi The Reds dengan ajang ini tak selalu bagus. Juergen Klopp akan mencoba memilih antara mengikuti jejak Rafael Benitez di satu sisi atau menjauhi kiprah Gerard Houllier dan Kenny Dalglish di sisi lain.

Penulis: Christian Gunawan

Musim lalu, Liverpool mencapai final Piala Liga, tapi kalah di tangan Manchester City. Beberapa bulan kemudian, Klopp menatap kekalahan di final keduanya bersama The Reds, yakni di laga puncak Liga Europa dari jawara kompetisi itu, Sevilla.

Terkait Houllier dan Piala Liga, jalan Klopp agak berbeda dibandingkan pelatih asal Prancis itu. Piala Liga adalah trofi pertama yang dipersembahkan Houllier buat Si Merah. Final 2001 berakhir dengan kemenangan Merseyside Merah atas Birmingham. Liverpool mengakhiri musim dengan menyandingkan gelar itu bersama dua gelar lagi, Piala FA dan Piala UEFA.

Dua musim berikutnya, Si Merah besutan Houllier kembali menang di final Piala Liga. Kesuksesan itu terasa manis sebab gelar datang berkat kemenangan atas rival bebuyutan, Manchester United. Akan tetapi, gelar itu berlanjut dengan pencapaian jeblok Liverpool di liga semusim berikutnya.

Reds tertinggal 30 poin dari juara liga musim itu, Arsenal. Houllier dilepas pada 2004, setahun setelah memberikan Piala Liga kedua buat Liverpool. Setahun kemudian, Liverpool kandas di laga puncak. Steven Gerrard cs. kalah dari Chelsea lewat perpanjangan waktu.

Namun, kekalahan di Stadion Millenium itu dilupakan beberapa bulan kemudian, setelah membawa trofi kelima Liga Champion melalui kemenangan fantastis atas AC Milan di Istanbul. Nama Rafael Benitez pun mendapat tempat tersendiri di hati publik Anfield.

Klopp boleh jadi ingin seperti Benitez: kalah di final Piala Liga, tapi bisa meraih trofi yang lebih besar. Houllier berkebalikan, begitu juga dengan Dalglish beberapa tahun kemudian.

King Kenny adalah sosok yang dihormati Liverpool. Sebagai pemain, dan kemudian merangkap sebagai manajer, pria Skotlandia ini memberikan sedemikian banyak gelar untuk Si Merah. Saat mencoba merangkul masa lalu gemilang, Liverpool berpaling kepada Dalglish.

Namun, persembahan trofi Piala Liga 2012, satu-satunya setelah kembali ke Anfield, juga tak berhasil mempertahankan sang legenda hidup di kursi kepelatihan Reds. Di akhir musim itu, King Kenny digantikan dengan Brendan Rodgers.