Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Leicester City mencatat sebagai juara bertahan era Premier League terburuk dihitung dari 22 pertandingan musim berikutnya. Terbaru, mereka kalah 0-3 dari Southamton.
Pada pertandingan di Stadion St. Mary's, Minggu (22/1/2017), Southampton menang berkat gol James Ward-Prowse (26'), Jay Rodriguez (39'), dan penalti Dusan Tadic (86').
37 - Leicester have already conceded more goals this season than they did in the whole of 2015-16 (36). Defenceless.
— OptaJoe (@OptaJoe) January 22, 2017
Manajer Leicester, Claudio Ranieri, juga belum mau melempar handuk. Dia tetap optimistis timnya bisa bangkit.
"Para pemain menunjukkan semangat fantastis. Kami percaya segalanya masih mungkin," tutur dia seusai pertandingan seperti dilansir dari BBC.
Kekalahan ini membuat The Foxes - julukan Leicester - tertahan di peringkat ke-15 dengan 21 poin dari 22 laga. Mereka hanya unggul enam angka atas tim juru kunci, Sunderland.
21 - Leicester’s 21 pts from 22 games is the joint-worst tally for a reigning top-flight champion (also Ipswich 62-63, 3 pts for win). Bump.
— OptaJoe (@OptaJoe) January 22, 2017
Koleksi 21 poin ini juga menjadikan Leicester sebagai juara bertahan terburuk di kasta tertinggi Liga Inggris sejak Ipswich Town pada 1962-1963.
Saat itu, Ipswich sama-sama mengoleksi 21 poin dari 22 laga sebagai juara bertahan. Pada akhir musim, Ipswich finis di posisi ke-17 dari 20 tim Divisi I - kompetisi kasta teratas saat itu.