Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Vincent lalu masuk ke akademi basket Satria Muda Jakarta dan berlatih di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Namun, setelah tiga tahun, tidak ada pembicaraan lebih lanjut dengan Satria Muda," ucap Vincent.
"Mungkin karena saya juga mau meneruskan studi di China," kata mahasiswa tingkat ketiga Zhejiang University of Science and Technology itu.
Kendati urung berkiprah di tim senior Satria Muda, bukan berarti Vincent lepas dari radar pantauan klub-klub bola basket profesional Tanah Air.
Setelah dua tahun absen dari basket Indonesia, Vincent pun mendapatkan kesempatan kedua bermain di liga bersama Aspac.
"Waktu ditawari Aspac, saya sempat bingung karena sekolah di China. Namun, setelah berdiskusi dengan papa-mama, akhirnya saya berani menerima tawaran ini," aku Vincent.
Sejauh ini, keputusan Vincent terbilang tidak salah. Pada dua laga pertama, putra pasangan mantan pemain nasional Lie Tjui Tek dan Tjinggawati Halim itu mampu menunjukkan potensi sebagai kandidat kuat rookie of the year.
"Vincent bermain cukup bagus. Dibanding rookie-rookie sebelumnya, dia cenderung lebih santai dan masa bodoh dengan pemain-pemain lawan," kata Rinaldo.
Selaku tim, Aspac memang dikenal sebagai tim yang produktif melahirkan rookie of the year.
Sebelumnya, Aspac meraih penghargaan individual tersebut melalui point guard Andakara Prastawa Dhyaksa (2013), Ebrahim Enguio Lopez (2014), dan Kristian Liem (2015).