Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Siap Dukung Test Event Asian Games 2018

By Sabtu, 21 Januari 2017 | 18:30 WIB
Presiden ITF, David Haggerty, bertemu Wakil Ketua KOI, Muddai Madang, di Jakarta, Selasa (17/1). (ERLY BAHTIAR/BOLA)

Kunjungan Presiden Federasi Tenis Internasional (ITF) David Haggerty ke Indonesia dalam rangka tur Asia Tenggara membuahkan beberapa hal positif. Hal itu terungkap saat bertemu dengan Wakil Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Muddai Madang, di Jakarta, Selasa (17/1/2017).

Penulis: Dede Isharrudin

Pertemuan yang didampingi Ketua Umum PB Pelti Wibowo Suseno Wirjawan, menyepakati bahwa ITF akan memberikan dukungan berupa pengalihan turnamen sirkuit ITF di Asia Tenggara ke Indonesia baik level futures atau challengers saat test event Asian Games (AG) 2018 yang dijadwalkan November 2017.

"Dengan menjadi tuan rumah AG 2018, perhatian federasi internasional terhadap kita semakin besar. Tak hanya dukungan dalam soal test event, kami juga berharap dukungan lain dari ITF seperti pelatihan dan membantu menggelar turnamen internasional," ujar Muddai.

Presiden ITF singgah dalam rangka tur Asia Tenggara sebelum menuju Australia untuk menyaksikan Grand Slam Australia Terbuka.

"Kami membahas perkembangan tenis di Indonesia bersama KOI. Kami berkomitmen menyusun rencana dukungan dan AG termasuk dalam dukungan kami," kata Haggerty.

Dia mengatakan bahwa Indonesia masih punya peluang mendapatkan dukungan sponsor dalam menggelar sejumlah turnamen tenis internasional setelah menggelar kejuaraan tenis putri internasional berhadiah total 25.000 dollar AS (setara Rp 334 juta) pada 2016.

"Kami mendukung sponsor untuk kejuaraan seperti Piala Davis maupun Piala Fed. Tapi, kami juga akan membantu agar penyelenggara Indonesia mendapatkan sponsor lokal," kata David.

Kerja Sama ASEAN

Dibandingkan negara Asia Tenggara lain, perkembangan tenis Indonesia mengalami kemandekan. Namun, Haggerty tidak ingin membahas secara spesifik.

"Setiap negara punya kelebihan masing-masing. Indonesia mungkin masih kalah dalam kepelatihan. Beberapa negara sudah banyak pelatih level 2, namun di Indonesia punya kelebihan dalam menggelar turnamen," ucap Hagerty.

"Cukup banyak turnamen ITF di sini, meskipun masih kalah dengan Thailand. Sementara Singapura misalnya punya kemampuan dalam fasilitas, terbukti dengan turnamen WTA," ujar Hagerty.

Karena itu, menurut Hagerty, kerja sama dengan negara-negara tetangga itu penting. Dengan begitu, negara-negara Asia Tenggara memiliki kemungkinan bekerja sama menggelar turnamen, khususnya untuk mengirimkan pelatih dan wasit.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P