Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada Rabu (18/1/2017), Persija Jakarta secara resmi merilis pelaksanaan seleksi pemain U-23 di tiga kota berbeda, yakni Banda Aceh (20-21 Januari), Makassar (21-22 Januari), dan Manado (23-24 Januari).
Penulis: Indra Citra Sena/Ferry Tri Adi
Kegiatan ini bertujuan mencari talenta-talenta muda berkualitas yang bisa digunakan untuk berjuang memenuhi target menembus papan atas Liga Super Indonesia (LSI) 2017 sebagaimana titah dari manajemen dan tim pelatih Persija.
Terdapat sebuah ironi dalam pelaksanaan seleksi Persija.
Berburu pemain belia hingga ke luar Jakarta berarti Tim Macan Kemayoran lagi-lagi tidak menghiraukan potensi tunas-tunas didikan klub internal yang tersebar di berbagai penjuru ibu kota.
Setidaknya Persija memiliki 30 klub internal, termasuk PS Tunas Jaya, PS Jayakarta, PS Maesa, PS Setia, serta Menteng FC, yang pernah rutin menyetor pemain top pada masa lalu.
Bisa dibilang inilah identitas sejati mereka.
Persija mulai terkesan ogah melirik pemain-pemain muda dari klub internal dalam hitungan lima tahun terakhir, bersamaan dengan terpilihnya Ferry Paulus menjadi presiden klub. Produk asli pun menghilang perlahan demi perlahan.
Ferry dianggap telah mengabaikan pembinaan pemain di klub-klub internal Persija.
Hanya segelintir nama yang masuk skuat ketika tampuk kepemimpinan Tim Macan Kemayoran berada di tangan pengusaha asal Manado itu.
Contohnya adalah Adixi Lenzivio (Menteng Junior), Ade Jantra, dan Daryono (PSAL). Keduanya berposisi sebagai penjaga gawang, tetapi hanya sekadar pelapis.
Persija justru banyak menggunakan jebolan akademi Villa 2000, yang notabene adalah kepunyaan Ferry, di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, yakni Abrizal Umanailo, Muhammad Idham Jauhari, Rezaldi Hehanusa, dan Rizky Darmawan.
Baca Juga:
“Klub-klub internal adalah wadah Persija untuk mendapatkan pemain muda. Kompetisi internal kami memang masih terus bergulir, tapi kenyataannya tidak dimanfaatkan secara baik oleh Persija,” kata Ketua Umum PS Mahasiswa, Biner Tobing, kepada BOLA beberapa waktu lalu.
Sungguh miris mengingat paling tidak Persija punya satu pemain bintang jebolan klub internal setiap dekade sejak 1950-an hingga 2000-an.
Hasyim Kipuw (sekarang di Bali United) dan Leonard Tupamahu (Pusamania Borneo FC) menjadi sisa-sisa kejayaan pembinaan terpadu yang masih eksis di kompetisi nasional.
Daftar Klub Internal Persija:
Atamora FC, Bintang Muda Senayan, Camp 82, PS Gunjati, PS Hercules, PS Jayakarta, PS Karya Utama, PS Maesa, PS Mahasiswa, MBFA, Menteng FC, PS Menteng Yunior, Metros FC, Monas FC, Nusantara FC, PSAD, PSAL, PS POP, PS Pos Indonesia, PS Pratama, PS Putra Indonesia, PS Putra Nusa, Red Demon FC, RPM Pasar Jaya, PS Setia, AC Shuah Api, Trisakti FC, Tunas Jaya, UMS, MC Utama.
Nama-nama tenar jebolan klub internal Persija:
Arnold van der Vin
Era: 1950-an
Klub: UMS
Tan Liong Houw
Era: 1950-an
Klub: Tunas Jaya
Sinyo Aliandoe
Era: 1960-an
Klub: Maesa
Soetjipto Soentoro
Era: 1960-an
Klub: Setia
Anjas Asmara
Era: 1970-an
Klub: Jayakarta
Iswadi Idris
Era: 1970-an
Klub: MBFA
Sofyan Hadi
Era: 1970-an
Klub: Jayakarta
Sutan Harhara
Era: 1970-an
Klub: Jayakarta
Adityo Darmadi
Era: 1980-an
Klub: Menteng FC
Didik Darmadi
Era: 1980-an
Klub: Menteng FC
Patar Tambunan
Era: 1980-an
Klub: PS Hercules
Andrian Mardiansyah
Era: 1990-an
Klub: Camp 82
Leonard Tupamahu
Era: 2000-an
Klub: Trisakti FC
Hasyim Kipuw
Era: 2000-an
Klub: Trisakti FC
[video]https://video.kompas.com/e/5290424522001_v1_pjuara[/video]